"Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda (fityah) yg beriman kepada Rabb mereka. Dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk". {Terjemah QS. Al-Kahfi : 13}

"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya, dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam". {Terjemah QS. Ali 'Imran : 102}

"Hai orang-orang beriman, jika kamu menolong (agama) Allah, niscaya Dia akan menolongmu dan meneguhkan kedudukanmu". {Terjemah QS. Muhammad : 7}

"Sesungguhnya aku telah meninggalkan kalian diatas sesuatu yang putih bersinar. Malamnya seperti siangnya. Tidak ada yang menyimpang darinya melainkan dia pasti binasa". {HR. Ibnu Majah}

"Berpegang teguhlah pada sunnahku dan sunnah para Khulafa' ur Rasyidin sesudahku. Berpegang teguhlah dan gigitlah sunnah itu dengan gerahammu. Jauhilah perkara-perkara baru (dalam agama). Karena sesunggguhnya setiap bid'ah adalah kesesatan". {HR. Abu Dawud dan At-Tirmidzi}

Sponsors

26 Desember 2011

SERUAN UNTUK AHLUL KITAB


Allah Ta'ala berfirman :

 وإذ قال عيسى ابن مريم يا بني إسرائيل إني رسول الله إليكم مصدقًا لما بين يديّ من التوراة ومبشرًا برسول يأتي من بعدي اسمه أحمد فلما جاءهم بالبينات قالوا هذا سحر مبين

And (remember) when Isa (Jesus), son of Maryam (Mary), said : “O Children of Israel! I am the Messenger of Allah unto you, confirming the Torah (which came) before me, and giving glad tidings of a Messenger to come after me, whose name shall be Ahmad.” But when he came to them with clear proofs, they said : “This is plain magic”.

Dan (ingatlah) ketika Isa Putra Maryam berkata : “Hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu, membenarkan kitab (yang turun) sebelumku, yaitu Taurat dan memberi kabar gembira dengan (datangnya) seorang Rasul yang akan datang sesudahku, yang namanya Ahmad.” Maka tatkala Rasul itu datang kepada mereka dengan membawa bukti-bukti yang nyata, mereka berkata : “Ini adalah sihir yang nyata”.

[Surah as Saff (61) : 6]

===000===

Allah Ta'ala juga berfirman :

 يا أهل الكتاب لم تكفرون بآيات الله وأنتم تشهدون

O people the the Scriptures (Jews and Christians)! Why do you disbelieve in the Ayat of Allah (the Verses about Prophet Muhammad present in the Torah and the Gospel) while you (yourselves) bear witness (to their truth).

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mengingkari ayat-ayat Allah, padahal kamu mengetahui (kebenarannya)

 يا أهل الكتاب لم تلبسون الحق بالباطل وتكتمون الحق وأنتم تعلمون

O people the the Scriptures (Jews and Christians)! Why do you mix truth with falsehood and conceal the truth while you know?

Hai Ahli Kitab, mengapa kamu mencampur adukkan yang haq dengan yang batil dan menyembunyikan kebenaran, padahal kamu mengetahui?

[Surah Ali ‘Imran (3) : 70-71]


===000===
 
Dan Allah Ta'ala berfirman :

 الذين آتبناهم الكتاب يعرفونه كما يعرفون أبناءهم، وإن فريقًا منهم ليكتمون الحق وهم يعلمون

Those to whom We gave the Scriptures (Jews and Christians) recognise him (Muhammad) as they recognise their sons. But verily, a party of them conceal the truth while they know it.

Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al-Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.

[Surah al Baqarah (2) : 146]

===000===

Allah 'Azza wa Jalla berfirman :

 يا بني إسرائيل اذكروا نعمتي التي أنعمت عليكم وأوفوا بعهدي أوف بعهدكم وإياي فارهبون

O Children of Israel! Remember My Favour which I bestowed upon you, and fulfil (your oligations to) My Covenant (with you) so that I fulfil (My Obligations to) your covenant (with Me), and fear none but Me.

Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Aku anugerahkan kepadamu, dan penuhilah janjimu kepada-Ku, niscaya Aku penuhi janji-Ku kepadamu; dan hanya kepada-Ku-lah kamu harus takut (tunduk)

 وآمنوا بما أنزلت مصدقًا لما معكم ولا تكونوا أول كافر به ولا تشتروا بآياتي ثمنًا قليلا و إياي فاتقون

And believe in what I have send down (this Quran) confirming that which is with you, (the Torah and the Gospel), and be not a first to disbelieve therein, and buy not with My Verses (the Torah dan the Gospel) a small price, and fear Me and Me alone.

Dan berimanlah kamu kepada apa yang telah Aku turunkan (al Quran) yang membenarkan apa yang ada padamu (Taurat) dan janganlah kamu menjadi orang yang pertama kafir kepadanya, dan janganlah kamu menukarkan ayat-ayat-Ku dengan harga yang rendah, dan hanya kepada Aku-lah kamu harus bertakwa.

 ولا تلبسوا الحق بالباطل وتكتموا الحق وأنتم تعلمون

And mix not truth with falsehood, nor conceal the truth (i.e. Muhammad is Allah’s Messenger and his qualities are written in your scriptures) while you know (the truth)

Dan janganlah kamu campur adukkan yang hak dengan yang batil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.

[Surah al Baqarah : 40-42]

24 Desember 2011

Makhluk-Makhluk Terbesar Di Bumi (Renungan)

Allah Ta'ala berfirman :


يزيد في الخلق ما يشاء

"Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu". (QS. Fathir ayat 1)

Sepatutnya kita memperhatikan ayat ini untuk memahami keagungan al Khaliq tabaaraka wa ta’aala. Berikut ini adalah makhluk-makhluk terbesar di muka bumi.


--ooo--


Makhluk Terbesar di Lautan

Paus Biru


Inilah makhluk hidup terbesar di muka bumi. Panjangnya lebih dari 32 meter dan beratnya mencapai lebih dari 150 kg. makhluk ini bergerak bebas di lautan dan setiap harinya membutuhkan makanan yang sekali makannya bisa mencapai ratusan kilogram.. Perhatikanlah bagaimana kebesaran Sang Pencipta Yang Maha Tinggi lagi Maha Mulia.


Cumi-Cumi Raksasa


Panjang hewan laut ini mencapai 14 meter dan dinamakan Giant Cranch Squid

--000--

Makhluk Darat Terbesar

Gajah Rimba Afrika




Dinamakan Savannah Elephant, dan merupakan makhluk terbesar di daratan untuk saat ini. Panjangnya lebih dari 7 m dengan tinggi 3,5 m. Bobotnya mencapai 9000 kg. Walaupun memiliki bobot yang sangat berat, tapi kecepatannya bisa mencapai 40 km/ jam.



Gorilla Raksasa


Disebut “Eastern Lowland Gorilla”. Terdapat di hutan-hutan Kongo. Beratnya mencapai 388 kg dengan tinggi lebih dari 2 m.

--ooo--

Binatang Melata Terbesar

Buaya Air Tawar




Makhluk terbesar diantara binatang-binatang melata. Panjangnya 6 m dengan bobot lebih dari 1300 kg.

--ooo--

Burung Terbesar di Muka Bumi

Burung Onta




Burung Onta adalah burung besar yang kecepatannya bisa lebih dari 70 km/ jam. Beratnya mencapai 155 kg dan tingginya 280 cm.

--ooo--

Kepiting Laut Terbesar

Kepiting Laba-Laba Jepang

Tinggi setiap kakinya yang sepuluh itu mencapai 4 m! Beratnya bisa mencapai 20 kg dan bisa hidup hingga mencapai usia 100 tahun.

--ooo--

Saudara dan Saudari yang berbahagia...

Makhluk-makhluk ini mengajak kita untuk bertasbih kepada Sang Pencipta dan mengingatkan kita kepada sebuah ayat yang sangat agung :

وَاللَّهُ خَلَقَ كُلَّ دَابَّةٍ مِنْ مَاءٍ فَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى بَطْنِهِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى رِجْلَيْنِ وَمِنْهُمْ مَنْ يَمْشِي عَلَى أَرْبَعٍ يَخْلُقُ اللَّهُ مَا يَشَاءُ إِنَّ اللَّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ

Dan Allah telah menciptakan semua jenis hewan dari air, maka sebagian dari hewan itu ada yang berjalan diatas perutnya dan sebagian berjalan dengan dua kaki, sedang sebagian (yang lain) berjalan dengan empat kaki. Allah menciptakan apa yang dikehendaki-Nya, sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (an Nur ayat 45).


Allah menciptakan setiap makhluk ini untuk suatu tujuan dan hikmah, bukan untuk sebuah kesia-siaan.

Sebenarnya, ini merupakan sarana untuk mengingat begitu kecilnya diri kita di hadapan hewan-hewan ciptaan Allah ini. Sepantasnya kita bersikap tawadhu’ di hadapan-Nya dan jangan justru bersikap sombong. Paus Biru saja bobotnya sama dengan bobot 2000 orang!! Sementara dia adalah makhluk yang juga bertasbih kepada Allah…

Dzat Yang Maha Mulia telah menanggung rezki semua makhluk-makhluk ini… Tidakkah Dia akan menanggung rezki seorang manusia yang mengucapkan “Lâ ilâha illa_Llâhu” ?!

Maha Suci Engkau, ya Allah… Ampunilah dosa-dosa kami…


--ooo--

Oleh : Abdul Daeem al Kaheel
Referensi materi dan gambar : The Largest Living Animals, www.scienceray.com

Hukum Perayaan Natal Bersama

Dewan pimpinan Majelis Ulama Indonesia, Setelah:

Memperhatikan :
  1. Perayaan Natal Bersama pada akhir-akhir ini disalah artikan oleh sebagian Ummat Islam dan disangka dengan Ummat Islam merayakan Maulid Nabi Besar Muhammad shallallahu a'laihi wasallam.
  2. Karena salah pengertian tersebut ada sebagian orang Islam yang ikut dalam perayaan Natal dan duduk dalam kepanitiaan Natal.
  3. Perayaan Natal bagi orang-orang Kristen adalah merupakan ibadah.



Menimbang :
  1. Ummat Islam perlu mendapat petunjuk yang jelas tentang Perayaan Natal Bersama.
  2. Ummat Islam agar tidak mencampur adukan aqidah dan ibadahnya dengan aqidah dan ibadah agama lain.
  3. Ummat Islam harus berusaha untuk menambah Iman dan Taqwanya kepada Allah subhanahu wa ta'ala.
  4. Tanpa mengurangi usaha Ummat Islam dalam kerukunan antar Ummat Beragama di Indonesia.
  5.  

Meneliti Kembali :

Ajaran-ajaran Agama Islam, antara lain:

A. Bahwa Islam diperbolehkan untuk bekerja sama dan bergaul dengan Ummat agama-agama lain dalam masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah keduniaan, berdasarkan atas :

Al-Qur’an Surat al Hujurat ayat 13
Artinya, “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” (QS. 49:13)

Al-Qur’an surat lukman ayat : 15
Artinya, “Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan dengan Aku sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik, dan ikutilah jalan orang yang kembali kepada-Ku, kemudian hanya kepada-Kulah kembalimu, maka Ku-beritakan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.” (QS. 31:15)

Al-Qur’an surat Mumtahanah ayat 8
Artinya, “Allah tiada melarang kamu untuk berbuat baik dan berlaku adil terhadap orang-orang yang tiada memerangimu karena agama dan tidak (pula) mengusir kamu dari negerimu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berlaku adil.” (QS. 60:8)



B. Bahwa Ummat Islam tidal boleh mencampuradukan aqidah dan peribadatan agamanya dengan aqidah dan peribadatan agama lain berdasarkan:

Al-Qur’an surat al-Kafirun: ayat 1-6

Artinya, “Katakanlah:”Hai orang-orang kafir!” (QS. 109:1)

“aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah.” (QS. 109:2)

“Dan kamu bukan penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:3)

“Dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah (QS. 109:4)

“dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah Ilah yang aku sembah.” (QS. 109:5)
“Untukmulah agamamu, dan untukkulah agamaku.” (QS. 109:6)

Al-Qur’an surat al-Baqarah ayat: 42
Artinya, ”Dan janganlah kamu campur-adukkan yang hak dengan yang bathil dan janganlah kamu sembunyikan yang hak itu, sedang kamu mengetahui.” (QS. 2:42)

C. Bahwa Ummat Islam harus mengakui kenabian dan kerasulan Isa Al Masih bin Maryam sebagaimana pengakuan mereka kepada para nabi dan Rasul yang lain, berdasarkan atas :

Al-Qur’an surat Maryam ayat : 30-32

Artinya, “Berkata Isa:”Sesungguhnya aku ini hamba Allah, Dia memberiku Al-Kitab (Injil) dan Dia manjadikan aku seorang nabi.” (QS. 19:30)

“Dan dia menjadikan aku seorang yang berbakti di mana saja aku berada, dan Dia memerintahkan kepadaku (mendirikan) shalat dan (menunaikan) zakat selama aku hidup.” (QS. 19:31)
“Dan berbakti kepada ibuku, dan Dia tidak menjadikan aku seorang yang sombong lagi celaka.” (QS. 19:32)

Al-Qur’an surat al Maidah ayat : 75

Artinya, “Al-Masih putera Maryam itu hanyalah seorang Rasul yang sesungguhnya telah berlalu sebelumnya beberapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-duanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanda kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu).” (QS. 5:75)

Al-Qur’an surat Al Baqarah ayat: 285
Artinya, “Rasul telah beriman kepada al-Qur’an yang diturunkan kepadanya dari Rabbnya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya. (Mereka mengatakan):”Kami tidak membeda-bedakan antara seserangpun (dengan yang lain) dari rasul-rasul-Nya”, dan mereka mengatakan:”Kami dengar dan kami ta’at”. (Mereka berdoa):”Ampunilah kami ya Rabb kami dan kepada Engkaulah tempat kembali.” (QS. 2:285)

D. Bahwa barangsiapa berkeyakinan Bahwa Tuhan itu lebih dari Satu, Tuhan itu mempunyai anak, Isa al Masih itu anaknya, maka orang itu kafir dan musyrik, berdasarkan atas:

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 72
Artinya, “Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata, 'Sesungguhnya Allah ialah Al-Masih putera Maryam', padahal Al-Masih (sendiri) berkata:'Hai Bani Israil, sembahlah Allah Rabbku dan Rabbmu'. Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (QS. 5:72)

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 73

Artinya, “Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:”Bahwanya Allah salah satu dari yang tiga”, padahal sekali-kali tidak ada Ilah (yang kelak berhak disembah) selain Ilah Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih.” (QS. 5:73)



Al-Qur’an surat at Taubah ayat: 30

Artinya, “Orang-orang Yahudi berkata:'Uzair itu putera Allah' dan orang-orang Nasrani berkata:'Al-Masih itu putera Allah'. Demikian itulah ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir terdahulu. Dila’nati Allah-lah mereka; bagaimana mereka sampai berpaling.” (QS. 9:30)


E. Bahwa Allah pada hari kiamat nanti akan menanyakan Isa, apakah dia pada waktu di dunia menyuruh kaumnya, agar mereka mengakui Isa dan Ibunya (Maryam) sebagai Tuhan. Isa menjawab "Tidak": Hal itu berdasarkan atas:

Al-Qur’an surat al Maidah ayat: 116-118

Artinya, “Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman:'Hai ‘Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: Jadikanlah aku dan ibuku dua orang Ilah selain Allah!'. ‘Isa menjawab:'Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakannya maka tentulah Engkau telah mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib'.” (QS. 5:116)

“Aku tidak pernah mengatakan kepada mereka kecuali apa yang Engkau perintahkan kepadaku (mengatakannya) yaitu:'Sembahlah Allah, Rabbku dan Rabbmu', dan adalah aku menjadi saksi terhadap mereka. Maka setelah Engkau wafatkan (angkat) aku, Engkau-lah yang mengawasi mereka. Dan Engkau adalah Maha Meyaksikan atas segala sesuatu.” (QS. 5:117)

“Jika engkau menyiksa mereka, maka sesungguhnya adalah hamba-hamba Engkau, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. 5:118)

F.  Islam mengajarkan bahwa Allah SWT itu hanya satu, berdasarkan atas: al-Qur’an surat al Ikhlas ayat: 1-4

Artinya, “Katakanlah:”Dialah Allah, Yang Maha Esa.” (QS. 112:1)

“Allah adalah Ilah yang bergantung kepada-Nya segala urusan.” (QS. 112:2)

“Dia tidak beranak dan tiada pula diperanakkan.” (QS. 112:3)

“dan tidak ada seorang pun yang setara dengan Dia.” (QS. 112:4)



G. Islam mengajarkan kepada ummatnya untuk menjauhkan diri dari hal-hal yang syubhat dan dari larangan Allah SWT serta untuk mendahulukan menolak kerusakan dari pada menarik kemaslahatan, berdasarkan atas:

Hadits Nabi dari Nu’man bin Basyir:
Artinya, “ Sesungguhnya apa-apa yang halal itu jelas dan apa-apa yang haram itu pun telah jelas, akan tetapi di antara keduanya itu banyak yang syubhat (seperti halal, seperti haram), kebanyakan orang tidak mengetahui yang syubhat itu. Barang siapa memelihara diri dari yang syubhat itu, maka bersihlah agamanya dan kehormatannya, tetapi barangsiapa jatuh pada yang syubhat maka berarti ia telah jatuh kepada yang haram, semacam orang yang mengembalakan binatang makan di daerah larangan itu, katahuilah bahwa setiap raja mempunyai larangan dan ketahuilah bahwa larangan Allah ialah apa-apa yang diharamkanya-Nya (oleh karena itu hanya haram jangan didekati).”

Kaidah Usul Fikih,

(yang artinya), ”Menolak kerusakan-kerusakan itu didahulukan dari pada menarik kemaslahatan-kemaslahatan (jika tidak demikian sangat mungkin mafasidnya yang diperoleh, sedangkan masholihnya tidak di hasilkan”.


MEMUTUSKAN

Memfatwakan :
- Perayaan Natal di indonesia meskipun tujuannya merayakan dan menghormati Nabi Isa As, akan tetapi Natal Itu tidak dapat dipisahkan dari soal-soal yang diterangkan di atas.

- Mengikuti upacara Natal bersama bagi ummat Islam hukumya haram.

- Agar Ummat Islam tidak terjerumus kepada syubhat dan larangan Allah SWT dianjurkan untuk tidak mengikuti kegiatan-kegiatan Natal.



Jakarta, 1 Jumadil Awal 1401 H
7 Maret 1981

Komisi Fatwa
Majlis Ulama Indonesia
Ketua,



ttd.
K.H.M SYUKRI GHOZALI



Sekretaris,



ttd.
DRS. H. MAS’UDI

 

NB: Pada naskah asli fatwa MUI di atas terdapat teks Arab untuk teks al-Qur’an dan Hadits namun karena sesuatu dan lain hal kami tidak memuatnya.

17 Desember 2011

Adab Keseharian Seorang Muslim

Islam adalah agama yang sempurna. Kesempurnaan Islam ini mencakup segala aspek kehidupan yang dijalani oleh seorang manusia. Karena itu, selain berbicara tentang tauhid dan ibadah, Islam juga mengajarkan tentang akhlak, adab dan mu’amalah (interaksi dengan manusia dalam jual beli dll). Sampai-sampai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan juga kepada shahabatnya bagaimana adab-adab ketika buang hajat. Itulah kesempurnaan dan kemuliaan Islam yang tidak akan didapatkan pada agama-agama yang lain.
Akan tetapi sangat disayangkan, untuk persoalan yang remeh dalam masalah adab pun sering masih diabaikan oleh kaum muslimin. Entah itu karena kejahilannya atau memang karena kemalasan untuk mengamalkan sunnah atau juga karena lebih suka meniru perilaku orang-orang diluar Islam.
Berikut ini kami akan sebutkan beberapa adab yang tidak sesuai dengan petunjuk Islam dan telah dilarang oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits-hadits yang shahih.


1. Makan/ Minum dengan Tangan Kiri
      Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian makan dengan tangan kirinya, dan jangan minum dengan tangan kirinya. Karena sesungguhnya syaitan makan dengan tangan kirinya dan minum dengan tangan kirinya”. [terjemah HR. Muslim]

2. Berjalan hanya dengan Satu Sandal/ Sepatu
Dari Abu Hurarah radhiyallahu ‘anhu bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Janganlah salah seorang dari kalian berjalan dengan satu sandal. Dia memakai kedua sandalnya, atau melepaskan keduanya”. [terjemah HR. Bukhary dan Muslim]
   Hukum asal larangan adalah pengharaman, akan tetapi mayoritas ulama berpendapat bahwa hukum perbuatan ini adalah makruh, dengan dalil perkataan Aisyah :

   ”Terkadang tali sandal Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam putus, dan akhirnya beliau berjalan dengan satu sandal sampai beliau memperbaikinya”. [HR. at Tirmidzi]


3. Tidak menutup mulut saat menguap.
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Sesungguhnya Allah menyukai bersin dan membenci menguap. Apabila salah seorang dari kalian bersin dan memuji Allah, maka wajib bagi setiap muslim yang mendengarkannya untuk mengucapkan: ‘Yarhamuka_llaahu’. Adapun menguap dari syaitan. Bila salah seorang dari kalian menguap, hendaknya dia menahan semampunya. Karena jika seorang dari kalian menguap, maka syaitan tertawa”. [terjemah HR. Bukhary]
Dalam riwayat lain beliau bersabda :”Bila salah seorang dari kalian menguap maka tutuplah mulutnya dengan tangannya, karena syaitan akan masuk”. [terjemah HR. Muslim]


4. Dua Orang Berbisik tanpa Orang Ketiga
Dari Ibnu Mas’ud, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :
Jika kalian bertiga, maka janganlah yang dua orang berbisik tanpa orang yang ketiga hingga mereka berbaur dengan orang lain. Karena yang demikian akan membuatnya bersedih”. [terjemah HR. Bukhary dan Muslim]
   Islam sangat menghargai perasaan manusia. Karenanya, dilarang dua orang berbisik tanpa melibatkan orang ketiga. Karena hal itu akan menimbulkan kecurigaan pada orang tersebut bahwa kedua kawannya sedang membicarakan keburukannya, yang akan membuatnya bersedih.

 
Termasuk dalam larangan ini, ketika seseorang berbicara kepada kawannya dengan bahasa yang tidak dimengerti oleh orang ketiga.


5. Bernafas / Meniup di Gelas saat Minum

Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang bernapas dalam wadah, atau meniupnya”. [terjemah HR. Abu Dawud dan at Tirmidzi].

    Yang demikian itu karena bernapas di gelas saat minum dan meniup minuman memiliki pengaruh besar bagi kesehatan manusia.


Itulah beberapa larangan dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam yang berkaitan dengan adab-adab keseharian kita. Semoga kita bisa menjadi pengikutnya yang setia berjalan diatas Sunnahnya, baik dalam (yang paling pertama dan utama) aqidah dan ibadah, begitu juga (setelahnya) dalam akhlak, adab dan mu’amalah. Amin!

==============

(sumber : Buletin Al Fityah, edisi 05, Th. 1/Sya’ban 1431H)

16 November 2011

Menjaga Kemurnian Tauhid

Imam al-Bukhary dan Imam Muslim meriwayatkan dari Aisyah Ummul Mukminin dan Abdullah bin Abbas radhiyallahu ‘anhum, bahwasannya mereka berdua berkata :

“Menjelang wafatnya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau menutupkan kain ke wajahnya. Jika merasa agak ringan, beliau menyingkap kain tersebut dari wajahnya. Beliau bersabda dalam keadaan demikian :

‘Semoga laknat Allah untuk orang-orang Yahudi dan Nasrani. Mereka telah menjadikan kubur-kubur para nabi mereka sebagai tempat ibadah’; beliau memperingatkan (umatnya) dari apa yang mereka perbuat”. (Terjemah HR. al-Bukhary dan Muslim)








Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata :

“Ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam sakit, sebagian istri-istrinya menyebutkan tentang sebuah gereja di negeri Habasyah yang disebut : Maria. Ummu Salamah dan Ummu Habibah dahulu pernah mendatangi negeri Habasyah. Mereka pun menyebutkan tentang keindahannya dan juga gambar-gambar/ patung-patungnya…”

Aisyah berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mengangkat kepalanya dan bersabda : ‘Mereka itu adalah suatu kaum yang jika meninggal seorang tokohnya, maka mereka akan membangun tempat ibadah diatas kuburnya, kemudian mereka membuatkan gambar-gambar/ patung-patung tersebut. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah pada hari Kiamat nanti’.” (Terjemah HR. al-Bukhary dan Muslim)





Itulah sebuah wasiat yang tulus, yang dengannya Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam berpisah dari sahabat-sahabatnya. Walaupun berat penderitaan dan sakit yang beliau rasakan, namun beliau terus-menerus berwasiat dengan wasiat tersebut, sebagai bentuk kasih sayangnya kepada umatnya dan kekhawatirannya kalau umatnya harus terjerumus kepada penyimpangan sebagaimana umat-umat terdahulu.

Pada detik-detik terakhir kehidupannya, yang menjadi obsesi terbesar beliau adalah memberikan penjelasan yang sejelas-jelasnya tentang tauhid; menjaga tauhid dari segala macam bentuk kesyirikan dan bid’ah, dan memperingatkan umat dari berbagai macam bentuk penyimpangan dan pengagungan yang berlebihan kepada selain Allah.



Allah ‘azza wa jalla memerintahkan para hamba untuk bertauhid dengan tauhid yang murni, bersih dari segala noda-noda kesyirikan dan bid’ah. Allah Ta’ala berfirman :




وما أمروا إلا ليعبدوا الله مخلصين له الدين حنفاء
 

“Dan mereka tidak diperintahkan melainkan untuk memurnikan agama semata-mata untuk-Nya…”. (Terjemah QS. Al Bayyinah : 5)


Allah juga berfirman :
 

قل إن صلاتي ونسكي ومحياي ومماتي لله رب العالمين

“Katakanlah : Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidup dan matiku untuk Allah Rabb semesta alam”. (Terjemah QS. Al An’am : 162)


Persoalan tauhid adalah persoalan yang sangat penting dan paling mulia dalam agama ini. Para rasul telah datang silih berganti untuk menjelaskan dan mendakwahi manusia kepadanya. Allah Ta’ala berfirman :

وما أرسلنا من قبلك من رسول إلا نوحي إليه أنه لا إله إلا أنا فاعبدون


“Dan Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang rasul pun melainkan Kami wahyukan kepadanya bahwa tiada ilaah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah oleh kamu sekalian akan Aku”. (Terjemah QS. 21 : 25).

Karena itulah kehidupan Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam dipenuhi dengan seruan kepada tauhid dan peringatan akan bahaya kesyirikan serta berlepas diri dari para pelaku kesyirikan. Beliau mengajarkan para sahabat batasan-batasan dan kaedah-kaedahnya. Beliau pernah berkata kepada Mu’adz :

“Wahai Mu’adz, apakah engkau tahu apakah hak Allah atas para hamba dan hak para hamba dari Allah?”

Mu’adz menjawab : Allah dan rasul-Nya lebih tahu!

Beliau bersabda : “Sesungguhnya hak Allah atas para hamba adalah mereka menyembah-Nya dan tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun. Dan hak para hamba dari Allah adalah Dia tidak akan menyiksa orang yang tidak mempersekutukan-Nya dengan sesuatu pun” (Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim)

Ketika mengutus Mu’adz ke negeri Yaman, beliau juga berpesan untuk mendakwahkan tauhid sebagai misi pertama dan utama sebelum rukun-rukun Islam yang lainnya. (Diriwayatkan juga oleh al Bukhary dan Muslim).

 

Beliau juga mengutus para sahabatnya untuk menghancurkan benteng-benteng kesyirikan dan paganisme. Diriwayatkan dari Abul Hayyaj al-Asady, ia berkata : Ali bin Abi Thalib berkata kepadaku : “Maukah aku mengutusmu dengan apa yang dahulu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mengutusku; ‘Janganlah engkau membiarkan sebuah patung melainkan engkau hancurkan dan tidak pula kubur yang tinggi melainkan engkau ratakan’.” (Terjemah HR. Muslim).

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam sangat antusias untuk menghancurkan segala bentuk kesyirikan dan menutup pintu-pintunya. Karena itulah beliau dalam hadits-hadits yang shahih melarang untuk meninggikan kuburan, membangun diatas kuburan, mengapurnya, shalat di sisinya, menjadikannya sebagai tempat perayaan, menyalakan pelita padanya dan lain-lain dari perkara-perkara yang bisa mengantarkan kepada pengagungan dan sikap berlebihan terhadap para penghuni kubur tersebut (biasanya dengan dalih orang saleh atau wali Allah)

Hanya kepada Allah kita memohon untuk menyelamatkan umat ini dari bahaya kesyirikan yang banyak terjadi di sekeliling kita…

15 November 2011

Takdir Allah Adalah Rahasia Yang Tidak Diketahui Oleh Siapapun

Berkata Imam Abu Ja'far ath Thahawi rahimahullahu ketika menjelaskan tentang aqidah Ahlussunnah wal Jama'ah tentang takdir :

"Asal dari takdir adalah merupakan sirr (rahasia) Allah pada makhluk-Nya. Tidak diketahui oleh para malaikat yang didekatkan, dan tidak pula oleh para nabi yang diutus.

Memperdalam dan melihat kepada persoalan takdir merupakan sarana menuju kepada kehinaan, jalan untuk terhalangi (dari kebaikan) dan tingkatan yang melampaui batasan. Maka berhati-hatilah dari perkara ini baik dalam penglihatan, pemikiran dan lintasan hati. Karena Allah Ta’ala telah melipat ilmu tentang takdir dari para hamba-Nya dan melarang mereka untuk mencari hakikatnya. Sebagaimana dalam firman-Nya :

لا يسأل عما يفعل و هم يسألون

'Dia tidak ditanya tentang apa yang diperbuat-Nya, dan merekalah yang akan ditanyai'. (QS. Al Anbiyaa’ ayat 23)

Bantahan Terhadap Syubhat Para Pelaku Kesyirikan

Para pelaku kesyirikan di umat ini, orang-orang suka mengagungkan kuburan, petilasan dan yang semacamnya, paling suka membuat dalih untuk perbuatannya yang menyimpang tersebut. Akibatnya, mereka sangat sulit untuk keluar dari kesesatannya dikarenakan taklid buta terhadap para tokoh tanpa mau melihat kepada dalil. Berikut ini kamu kutipkan beberapa syubhat yang sering dilontarkan oleh para pelaku kesyirikan untuk melegalkan perbuatan mereka yang bisa mengeluarkan mereka dari Islam, na'udzu bi_Llah.

Semoga Allah melindungi kita dan saudara-saudara kaum muslimin dari berbagai macam bentuk kesyirikan, yang kecil maupun yang besar. Amin.



SYUBHAT PERTAMA

Syubhat yang paling banyak dan hampir selalu ada pada setiap pelaku lesyirikan di setiap umat adalah berargumen dengan kebiasaan bapak-bapak dan nenek moyang mereka, yang telah mereka wariskan dari para pendahulunya. Allah Ta’ala berfirman :

وكذلك ما أرسلنا من قبلك فى قرية من نذير إلا قال مترفوها إنا وجدنا ءاباءنا على أمة وإنا على ءاثارهم مقتدون

“Dan demikianlah, Kami tidak mengutus sebelum kamu seorang pemberi peringatan pun dalam suatu negeri, melainkan orang-orang yang hidup mewah di negeri itu berkata : ‘Sesungguhnya kami mendapati bapak-bapak kami menganut suatu agama dan sesungguhnya kami adalah pengikut jejak-jejak mereka’.” [al Zukhruf ayat 23]



Inilah hujjah/ argumen orang yang lemah dalam menegakkan bukti atas apa yang didakwakannya. Hujjah yang sangat lemah, yang tidak memiliki nilai dalam tataran ilmiah. Karena bapak-bapak yang mereka ikuti itu ternyata tidak juga berada diatas petunjuk. Orang yang seperti ini keadaannya tidaklah pantas untuk diikuti dan diteladani!

Mengikuti bapak-bapak dan nenek moyang menjadi terpuji ketika mereka berada diatas kebenaran sebagaimana yang difirmankan Allah Ta’ala tentang Yusuf ‘alaihissalam :

واتبعت ملة ءابائي إبراهيم وإسحاق ويعقوب، ما كان لنا أن نشرك بالله من شيئ

“Dan aku mengikuti agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishaq dan Ya’kub. Tiadalah patut bagi kami mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah”. [Yusuf ayat 38]

Dan firman-Nya :

والذين ءامنوا واتبعتهم ذريتهم بإيمان ألحقنا بهم ذريتهم

“Dan orang-orang yang beriman, dan yang anak cucu mereka mengikuti mereka dalam keimanan, Kami hubungkan anak cucu mereka dengan mereka…”. [ath Thur ayat 21]

Syubhat seperti ini sudah sangat mendarah daging dalam jiwa orang-orang musyrik ketika mereka berhadapan dengan dakwah para nabi ‘alaihimussalam.

Kaum Nuh, ketika sang Nabi berkata kepada mereka :

يا قوم اعبدوا الله ما لكم من إله غيره أفلا تتقون

“Wahai kaumku, sembahlah oleh kamu Allah, (karena) sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain Dia. Maka mengapa kamu tidak bertakwa?”

فقال الملأ الذين كفروا من قومه ما هذا إلا بشر مثلكم يريد أن يتفضل عليكم ولو شاء الله لأنزل ملائكة ما سمعنا بهذا فى ءاباءنا الأولين

“Maka pemuka-pemuka orang yang kafir diantara kaumnya menjawab : ‘Orang ini tidak lain hanyalah manusia seperti kamu, yang bermaksud hendak menjadi seorang yang lebih tinggi dari kamu. Dan kalau Allah menghendaki, tentu Dia mengutus beberapa orang malaikat. Belum pernah kami mendengar (seruan yang seperti) ini pada masa nenek moyang kami yang dahulu’.” [al Mukminun ayat 23-24]

Mereka menjadikan apa yang ada pada nenek moyangnya sebagai hujjah untuk membantah apa yang dibawa oleh Nabi Nuh ‘alaihissalam.

Kaum Nabi Shalih ‘alaihissalam berkata kepadanya :

أتنهانا أن نعبد ما يعبد ءاباؤنا

“Apakah kamu melarang kami untuk menyembah apa yang disembah oleh bapak-bapak kami?”. [Hud ayat 62]

Kaum Nabi Ibrahim ‘alaihissalam pun berkata padanya :

بل وجدنا ءاباءنا كذلك يفعلون

“Bahkan kami mendapati nenek moyang kami berbuat demikian”. [asy Syu’araa’ ayat 74]

Dan orang-orang musyrik Arab ketika diajak oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam untuk mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaahu”, mereka mengatakan :

ما سمعنا بهذا فى الملة الآخرة

“Kami tidak pernah mendengar hal ini dalam agama yang terakhir”. [Shaad ayat 7]; maksudnya agama Nasrani yang menganut aqidah Trinitas.




SYUBHAT KEDUA
 
Diantara syubhat yang sering dijadikan alasan oleh para pengagung kuburan dan pemuja benda-benda keramat lainnya adalah persangkaan mereka bahwa sekedar mengucapkan syahadat “Laa ilaaha illa_Llaah” sudah mencukupi untuk masuk surga. Apa pun yang dilakukan oleh orang tersebut, maka dia tidak akan kafir ketika dia telah mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaah”!!

Mereka berpegang dengan keumuman hadits-hadits yang menyebutkan bahwa siapa yang mengucapkan dua kalimat syahadat maka dia diharamkan dari api neraka.


Jawaban untuk syubhat ini;

Hadits-hadits tersebut tidaklah sebagaimana yang mereka kira. Karena hadits-hadits itu masih terikat dengan hadits-hadits lain yang menjelaskan bahwa siapa yang mengucapkan syahadat tersebut, maka dia wajib mengimani maknanya dengan hati dan mengamalkan segala konsekuensinya serta kafir terhadap segala apa yang disembah dan diibadahi selain Allah Ta’ala.

Sebagaimana disebutkan dalam hadits ‘Itban radhiyallahu ‘anhu :

... فإن الله حرم على النار من قال لا إله إلا الله، يبتغي بذلك وجه الله

… Maka sesungguhnya Allah mengharamkan neraka terhadap orang yang mengucapkan : Laa ilaaha illa_Llaah; yang semata-mata dia mengharapkan dengannya Wajah Allah”. [HR. Muslim]

Karena jika tidak demikian, maka orang-orang munafik pun mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaah” dengan lisan-lisan mereka, namun mereka berada di neraka yang paling bawah. Sama sekali tidak bermanfaat syahadat yang mereka ucapkan tersebut, karena mereka tidak pernah mengimani dan meyakini apa yang terkandung dalam kalimat tersebut dengan hati-hati mereka.

Dalam Shahih Muslim disebutkan :

من قال لا إله إلا الله و كفر بما يعبد من دون الله، حرم ماله و دمه، و حسابه على الله

Barangsiapa mengucapkan ‘Laa ilaah illa_Llaah’ dan kafir terhadap apa yang diibadahi selain Allah, maka haramlah harta dan darahnya, sedangkan hisabnya dikembalikan kepada Allah”.

Dalam hadits ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam mensyaratkan dua perkara bagi diharamkannya harta dan darah ; pertama adalah mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaah” dan yang kedua adalah kafir terhadap segala apa yang disembah, diibadahi dan dipuja selain Allah Ta’ala, dan tidak cukup hanya sekedar mengucapkan syahadat “Laa ilaaha illa_Llaah”.




SYUBHAT KETIGA

Para pemuja dan pengagung kuburan mengklaim bahwa kesyirikan tidak mungkin akan terjadi lagi di umat Muhammadiyah ini sementara mereka mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaah, Muhammad rasuulu_Llaah”.

Mereka juga mengatakan bahwa apa yang mereka lakukan di sisi kubur; yaitu berdoa kepada penghuni kubur, mencari keberkahan dari penghuni kubur dan apa yang ada di sekitar kuburnya, menjadikan sang penghuni kubur sebagai wasilah antara dirinya dengan Allah Ta’ala, dan lain sebagainya; semua ini tidaklah termasuk dalam kategori syirik dan tidak disebut sebagai kemusyrikan (?!!)


Jawaban untuk syubhat ini :

Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam telah mengabarkan dalam hadits-hadits shahih bahwa akan terjadi di umat ini perbuatan meniru-niru kebiasaan orang-orang Yahudi dan Nasrani. Diantara perbuatan yang ditiru dari orang-orang kafir tersebut adalah menjadikan tokoh-tokoh agama mereka sebagai “tuhan-tuhan” selain Allah yang diikuti segala perkataannya walaupun bertentangan dengan Syariat Allah Ta’ala. 

Demikian juga kebiasaan orang-orang Ahli Kitab yang menjadikan kubur para nabi dan orang-orang shalih mereka sebagai tempat ibadah serta meminta-minta dan mencari keberkahan di sisinya.

Beliau juga telah mengabarkan bahwa akan ada segolongan orang dari umat ini yang akan menyusul orang-orang musyrik dan menyembah berhala.

لا تقوم الساعة حتى يلحق حي من أمتي بالمشركين و حتى تعبد فئام من أمتي الأوثان

“Tidak akan terjadi Kiamat sampai ada kelompok-kelompok dari umatku yang mengikuti orang-orang musyrik, dan sampai ada kelompok-kelompok dari umatku yang menyembah berhala”. [HR. Muslim, Ahmad dan lain-lain]

Dan kesyirikan, ajaran-ajaran sesat dan sekte-sekte menyimpang telah banyak terjadi di umat ini, yang menyebabkan sebagian mereka telah keluar dari Islam sementara mereka mengucapkan “Laa ilaaha illa_Llaah” dengan lisan-lisan mereka. Hanya kepada Allah kami mengadu. Semoga Dia berkenan memperbaiki keadaan umat ini dan menyelamatkan mereka dari kesyirikan.




SYUBHAT KEEMPAT

Diantara syubhat yang sering dilontarkan oleh para pelaku kesyirikan di umat ini ketika mereka datang ke kuburan orang-orang yang dianggap sebagai wali dan simbol keshalihan adalah perkataan mereka ; Kami tidak menginginkan dari para wali dan orang-orang shalih tersebut untuk memenuhi hajat dan keinginan kami selain Allah. Akan tetapi, kami menginginkan mereka agar menjadi pemberi syafaat bagi kami di sisi Allah, karena mereka adalah orang-orang yang shalih dan memiliki kedudukan di sisi Allah. Maka kami menginginkan dari Allah agar Dia mengabulkan permintaan kami dengan perantaraan kemuliaan dan syafaat mereka!!

 

Jawaban untuk syubhat ini :

Alasan yang mereka kemukakan itulah sebenarnya inti kesyirikan orang-orang musyrik terdahulu untuk mencari pembenaran terhadap apa yang mereka yakini. Allah telah mengkafirkan mereka dan menyebut mereka sebagai orang-orang musyrik. Allah Ta’ala berfirman :

و يعبدون من دون الله ما لا يضرهم و لا ينفعهم و يقولون هؤلاء شفعاؤنا عند الله...

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah’...” [QS. Yunus : 18]

Syafaat adalah sebuah kebenaran dan benar adanya. Akan tetapi, syafaat tersebut sepenuhnya hanya milik Allah saja. Allah Ta’ala berfirman :

قل لله الشفاعة جميعا

Katakanlah : ‘Hanya kepunyaan Allah syafaat itu semuanya!’…” [QS. Az Zumar ayat 44]

Dan syafaat itu hanya diminta dari Allah saja dan bukannya dari orang-orang yang sudah meninggal. Allah sama sekali tidak pernah memberi keringanan untuk meminta syafaat kepada para Malaikat, para nabi dan tidak juga dari yang selain mereka. Karena sekali lagi, syafaat itu hanya milik Allah dan hanya diminta dari-Nya, agar Dia memberikan izin kepada pemberi syafaat untuk memberi syafaat.

Perkara ini tidaklah sama seperti keadaan para makhluk dengan datangnya orang-orang yang ingin memberi syafaat kepada para pembesar mereka (raja dsb) tanpa seizin para pembesar tersebut. Terkadang para pembesar itu terpaksa untuk menerima para pemberi syafaat karena kebutuhan mereka terhadap orang-orang itu, walaupun sebenarnya mereka tidak suka dengan orang-orang yang diberi syafaat. Karena mereka sangat butuh kepada para pembantu dan penolong.

Adapun Allah; tidak ada seorang pun yang mampu memberi syafaat kecuali dengan izin-Nya dan keridhaan-Nya terhadap orang yang diberi syafaat. Allah Ta’ala berfirman :

و كم من ملك فى السموات لا تغني شفاعتهم شيئا إلا من بعد أن يأذن الله لمن يشاء و يرضى
 
Dan berapa banyak malaikat di langit, syafaat mereka sedikit pun tidak berguna kecuali sesudah Allah mengizinkan bagi orang yang dikehendaki dan diridhai-(Nya)”. [QS. An Najm : 26]




SYUBHAT KELIMA

Diantara syubhat para pemuja kubur adalah perkataan mereka : “Para wali dan orang-orang shalih itu memiliki kedudukan di sisi Allah. Kami meminta kepada Allah dengan perantaraan kemuliaan dan kedudukan mereka”.


Jawaban untuk syubhat ini :

Seluruh orang-orang mukmin adalah wali-wali Allah. Akan tetapi memastikan individu tertentu bahwa dia adalah wali Allah membutuhkan dalil dari al Kitab dan as Sunnah. Siapa yang sudah dipastikan bahwasannya dia adalah seorang wali, tidak diperbolehkan bagi kita untuk bersikap berlebih-lebihan terhadap dirinya atau bertabarruk dengannya, karena yang demikian itu adalah sarana menuju kepada kesyirikan.

Allah telah memerintahkan kita untuk berdoa secara langsung kepadanya tanpa harus mengambil perantara antara diri kita dengan-Nya. Inilah alasan yang sering dipakai oleh orang-orang musyrik dahulu, bahwasannya mereka mereka hanya menganggap berhala-berhala tersebut sebagai sarana dan wasilah antara diri mereka dengan Allah Ta’ala, dan memohon kepada Allah dengan perantaraan kemuliaan dan kedekatannya kepada Allah. Namun, Allah telah membantah mereka dalam perbuatan tersebut.

و يعبدون من دون الله ما لا يضرهم و لا ينفعهم و يقولون هؤلاء شفعاؤنا عند الله...

Dan mereka menyembah selain daripada Allah apa yang tidak dapat mendatangkan kemudharatan kepada mereka dan tidak (pula) kemanfaatan, dan mereka berkata : ‘Mereka itu adalah pemberi syafaat kepada kami di sisi Allah’...” [QS. Yunus : 18]

ألا لله الدين الخالص، والذين اتخذوا من دونه أولياء ما نعبدهم إلا ليقربونا إلى الله زلفى
 
Ingatlah, hanya kepunyaan Allah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata) : ‘Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya’.” [QS. Az Zumar : 3]


Wallahu a'lam.


_______________________

Sumber :

Al Irsyâd ilâ Shahîh al I’tiqâd wa ar Radd ‘alâ Ahl asy Syirk wa al Ilhâd, Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al Fauzan