Sponsors

02 Februari 2011

Perbuatan Manusia Di Kuburan

Perbuatan manusia di sisi kuburan dan pada saat ziarah kubur ada tiga macam



Pertama : Masyru’ (Disyari’atkan)

Yaitu menziarahi kubur untuk mengingat akhirat, memberi salam pada penghuni kubur dan mendoakan kebaikan untuk mereka. Diantara dalilnya adalah hadits Abu Sa’id al-Khudri bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

كنتُ نهيتكم عن زيارة القبور، فمن أراد أنْ يزورَ فليزرْ

“Dahulu aku melarang kalian menziarahi kubur. Barangsiapa yang ingin berziarah, hendaklah dia melakukannya”. [HR. Ahmad dan an-Nasa’i)

Dari Abu Hurairah bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

زوروا القبور فإنها تذكر الموت

“Ziarahilah kubur, karena hal itu akan mengingatkan kepada kematian” [HR. Muslim]

Dari Sulaiman bin Buraidah dari ayahnya, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengajarkan mereka jika pergi ke kuburan untuk mengucapkan :

السلام عليكم أهل الديار من المؤمنين و المسلمين، و إنا إن شاء الله للاحقون، نسأل الله لنا و لكم العافية

“Keselamatan atas kalian wahai penduduk negeri dari kalangan orang-orang mukmin dan orang-orang Islam. Sesungguhnya kami –insyaallah- pasti akan menyusul. Kami memohon keafiatan untuk kami dan kalian”. [HR. Muslim]


Kedua : Bid’ah

Yang menafikan kesempurnaan tauhid, yang merupakan salah satu wasilah yang mengantarkan kepada kesyirikan. Perbuatan bid’ah ini bertujuan untuk beribadah dan taqarrub (mendekatkan diri) kepada Allah di sisi kuburan, atau bermaksud untuk tabarruk (mencari berkah), atau menghadiahkan pahala, mendirikan bangunan diatasnya, mengapur, memberikan penerangan, menjadikannya sebagai masjid/tempat ibadah, mengadakan perjalanan (tour) kepadanya, dan lain-lain, yang telah jelas larangannya, atau sama sekali tidak asalnya dalam Syari’at.

Ibnu Abbas dan sebagian Salaf menyebutkan dalam tafsiran Firman Allah dalam surat Nuh ayat 21-23 :

”Dahulu mereka adalah orang-orang shalih di kaumnya Nabi Nuh ‘alaihissalam. Ketika orang-orang tersebut meninggal, kaumnya beri’tikaf di kuburan mereka, kemudian mereka membuatkan patungnya. Setelah berlalu waktu yang panjang, mereka pun menyembahnya. Inilah permulaan penyembahan terhadap patung. Mereka telah mengumpulkan dua fitnah; yaitu fitnah kubur dan fitnah patung”.

Dalam Shahih Muslim, dari Jundub ibnu Abdillah bahwa ia mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda lima hari sebelum kematiannya :

ألا و إن من كان قبلكم كانوا يتخذون قبور أنبياءهم مساجد، ألا فلا تتخذوا القبور مساجد، فإني أنهاكم عن ذلك

“Sesungguhnya orang-orang sebelum kalian telah menjadikan kubur para nabi mereka sebagai tempat ibadah. Sekali-kali jangan kalian menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah. Sesungguhnya aku melarang kalian dari perbuatan tersebut”.

Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dan Ahlus Sunan, dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melaknat wanita-wanita yang banyak berziarah kubur, menjadikan kuburan sebagai tempat ibadah dan membuatkan penerangan.

Imam Muslim meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan dan mendirikan bangunan diatasnya.

Imam Abu Dawud meriwayatkan dari Jabir bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam melarang mengapur kuburan dan menulis sesuatu padanya.

Imam Muslim juga meriwayatkan dari Abu Martsad al-Ghanawi, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

لا تجلسوا على القبور و لا تصلوا إليها

“Jangan kalian duduk diatas kuburan dan jangan shalat menghadapnya”

Dari Abu Sa’id, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

الأرض كلها مسجد إلا المقبرة و الحمام

“Bumi seluruhnya adalah tempat sujud kecuali kuburan dan kamar mandi”. [HR. Ahmad dan Ahlus Sunan]


Ketiga : Syirik

Perbuatan yang bisa menghapuskan tauhid seorang muslim dan mengeluarkan dia dari ke-Islamannya. Seperti meminta dan berdoa kepada penghuni kubur, meyakini bahwa sang penghuni kubur mampu memberi manfaat atau menolak kemudharatan, bersujud kepada sang penghuni kubur, dan lain-lain dari berbagai macam ibadah yang hanya layak dipersembahkan untuk Allah semata.

Innaa li_Llaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

0 tanggapan:

Posting Komentar