Sponsors

03 Desember 2016

Termasuk Syirik Kecil : Riya’ dalam Amalan

Menurut istilah, riya’ adalah ketika seorang manusia memperlihatkan amal shalih dihadapan orang lain, atau membagus-baguskannya, atau memperlihatkan pada mereka tampilan yang disukai agar mereka memujinya dan mengagungkannya dalam diri-diri mereka.

Siapa yang mengerjakan amalan karena mengharapkan Wajah Allah dan riya’ secara bersamaan, maka dia telah mempersekutukan Allah bersama dengan yang selain Dia dalam amalan tersebut.
 
Adapun jika dia mengerjakannya dan tidak ada tujuan dari perbuatannya tersebut selain untuk mendapatkan pujian manusia, maka pelakunya berada dalam bahaya yang sangat besar. Sebagian ulama mengatakan bahwa dia telah terjatuh pada kemunafikan dan kesyirikan yang mengeluarkannya dari agama.


Riya’ memiliki beberapa bentuk, diantaranya :

1. Riya’ dengan amalan, seperti riya’nya seorang yang shalat dengan memanjangkan ruku dan sujudnya.

2. Riya’ dengan ucapan, seperti –misalkan- menyebutkan begitu banyak dalil untuk menampakkan banyaknya ilmu yang dimiliki agar disebut sebagai seorang yang berilmu.

3. Riya’ dengan penampilan, seperti membiarkan bekas sujud di dahi untuk riya’.

Sangat banyak dalil yang menunjukkan haramnya riya’ dan buruknya balasan bagi pelakunya, dan perbuatan itu bisa merusak amalan yang menyertainya.

Diriwayatkan oleh Mahmud bin Labid radhiyallahu ‘anhu, bahwa Nabi ﷺ bersabda,

إن أخوف ما أخاف عليكم الشرك الأصغر

Sesungguhnya, sesuatu yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil!

Mereka bertanya, “Apakah syirik kecil itu wahai Rasullullah?”

Beliau menjawab,

الرياء، يقول الله عز وجل لهم يوم القيامة إذا جزي الناس بأعمالهم : اذهبوا إلى الذين كنتم تراؤون فى الدنيا، هل تجدون عندهم جزاءً؟

Riya’! Allah akan berfirman kepada mereka pada Hari Kiamat jika manusia dibalas dengan amal-amal perbuatan mereka : Pergilah kalian kepada yang dahulu kalian berlaku riya di dunia! Apakah kalian mendapatkan pahala di sisi mereka?” (HR. Ahmad)

Dalam riwayat lainnya, Mahmud berkata : Nabi ﷺ keluar dan berkata,

أيها الناس، إياكم وشرك السرائر

Wahai manusia, jauhilah syirik tersembunyi!

Mereka bertanya, “Wahai Rasulullah, apakah syirik tersembunyi itu?”

Beliau menjawab,

يقوم الرجل فيصلي فيزين صلاته جاهدًا لما يرى من نظر الناس إليه، فذلك شرك السرائر

Seorang laki-laki berdiri shalat dan ia bersungguh-sungguh membagus-baguskan shalatnya karena apa yang ia lihat dari pandangan manusia kepadanya. Itulah syirik tersembunyi.” (HR. Ibnu Khuzaimah, dihasankan Al-Albani)

Wallahul musta’an.

0 tanggapan:

Posting Komentar