Sponsors

04 Januari 2015

Dalam Asuhan Kakek dan Paman

Setelah terjadinya peristiwa pembedahan dada, Muhammad kecil dikembalikan kepada ibunya. Saat itu ia berumur empat tahun.

Ia tinggal bersama ibunya hingga berumur enam tahun, dimana Aminah wafat di Abwa' (tempat antara Makkah dan Madinah) saat kembali ke Makkah setelah membawa putranya berkunjung kepada paman-pamannya dari pihak ibu dari Bani 'Adi bin an-Najjar.

Kematian ibunya tentu saja meninggalkan kesedihan yang mendalam untuk Muhammad kecil. Dalam usia yang masih belia, ia harus kehilangan ibu setelah sebelumnya lahir dalam keadaan yatim.

Imam az-Zuhri menjelaskan bahwa bahwa kakeknya, Abdul Muththalib mengambilnya dan mengasuhnya sepeninggal ibunya.

Al-Waqidi menyebutkan bahwa kakeknya menjelang wafatnya pada usia 82 tahun telah berwasiat kepada Abu Thalib untuk mengasuhnya. Saat itu Muhammad berumur delapan tahun.

Terdapat riwayat-riwayat mursal shahih yang menjelaskan tentang kasih sayang Abu Thalib kepada keponakannya itu. Diantara wujud kasih sayang itu adalah kepergiannya ke negeri Syam untuk misi dagang dan ia mengikutsertakan Muhammad.

Saat itu, Nabi  berumur sembilan, atau sepuluh, atau dua belas tahun menurut perbedaan riwayat dalam persoalan ini.

Di kota kecil Busra, seorang rahib yang bernama Buhaira mengundang kafilah Quraisy tersebut kepada jamuan makan yang telah ia siapkan.

Buhaira mempersiapkan jamuan itu karena ia telah mengenal Nabi melalui sifat-sifatnya. Ia mengetahui bahwa Muhammad adalah seorang anak yatim, memiliki "cap" kenabian diantara dua pundaknya, dan ia melihat awan menaungi anak tersebut dan pohon condong kepadanya ketika anak itu bernaung di bawahnya.

Riwayat kisah ini ditutup dengan peringatan Buhaira kepada Abu Thalib untuk mewaspadai orang-orang Yahudi dan Romawi yang mungkin akan membahayakan keponakannya.

Sanad yang paling kuat dalam riwayat kisah ini adalah apa yang diriwayatkan Imam at-Tirmidzi dalam Sunan-nya. Haditsnya secara global adalah hadits hasan walaupun terdapat sedikit kekeliruan dalam matan (isi) dari riwayat tersebut.

Wallahu a'lam.

(Sumber : As Sirah an Nabawiyyah ash Shahihah)

0 tanggapan:

Posting Komentar