Sponsors

30 Maret 2016

Pemboikotan dan Pengucilan

Setelah kegagalan Quraisy mengembalikan kaum muslimin yang berhijrah ke Habasyah, yang membuat Quraisy semakin marah dan semakin keras menyiksa kaum muslimin, Quraisy pun bertekad membunuh Rasulullah ﷺ.

Bani Abdil Muththalib dan Bani Hasyim akhirnya bersepakat memasukkan Rasulullah ﷺ ke syi’b (lembah) mereka yang dikenal sebagai syi’b Abi Thalib dan melindunginya di dalamnya. Mereka pun masuk seluruhnya, muslimnya dan kafirnya.

Orang-orang musyrik membuat kesepakatan untuk tidak duduk bersama mereka, tidak bercampur dengan mereka, tidak berjual beli dengan mereka dan tidak akan memasuki rumah-rumah mereka hingga mereka menyerahkan Rasulullah ﷺ untuk dibunuh. Quraisy menuliskan sebuah piagam untuk pemboikotan itu dan Bani Hasyim pun tinggal dalam syi’b selama tiga tahun hingga mereka ditimpa oleh kelaparan dan kesulitan yang tidak terkira.

Setelah tiga tahun berlalu dari masa pemboikotan dan pengucilan, beberapa tokoh Quraisy menyesalkan tindakan itu dan bersepakat untuk merobek piagam tersebut. Sementara Rasulullah ﷺ telah mengabarkan mereka sebelum itu bahwa piagam tersebut tidak tersisa darinya kecuali kata-kata syirik dan kezaliman. Dengan demikian, berakhirlah pemboikotan itu yang berakhir pada tahun kesepuluh dari masa kenabian.

Rasulullah ﷺ pernah mendoakan keburukan terhadap orang-orang kafir Quraisy dan terjadilah kemarau dan paceklik hingga mereka memakan bangkai dan kulit. Maka datanglah Abu Sufyan kepada Rasulullah ﷺ memohon padanya atas nama jalinan kekerabatan agar beliau mendoakan hilangnya keburukan tersebut. Rasul pun berdoa kepada Rabb-nya agar menghilangkan azab itu, namun kemudian mereka justru kembali kepada pengingkarannya. Kisah inilah yang diabadikan Allah penyebutannya dalam surat ad-Dukhan ayat 10-15.

(Sumber : as-Sîrah an-Nabawiyyah ash-Shahîhah, dengan ringkas)

0 tanggapan:

Posting Komentar