Sponsors

14 Februari 2013

Nabi Yang Terpilih

Allah Ta'ala berfirman,

الله أعلمُ حيث يجعلُ رسالتهُ

"Allah lebih mengetahui dimana dia menempatkan tugas kerasulan." (QS. al-An'am ayat 124),

Ayat ini berbicara tentang pilihan dalam persoalan nubuwwah (kenabian). Dalam hadits shahih disebutkan,

أن الله اصطفى كنانة من ولد إسماعيل، واصطفى قريشا من كنانة، واصطفى من قريش بني هاشم، واصطفاني من بني هاشم

"Sesungguhnya Allah memilih Kinanah dari anak keturunan Isma'il, memilih Quraisy dari Kinanah, memilih Bani Hasyim dari Quraisy, dan memilihku dari Bani Hasyim." (HR. Muslim);

dan ini adalah pilihan dari sisi nasab.

Dalam hadits lain disebutkan,

بعثتُ من خير قرون بني آدم قرنًا فقرنٍ حتى كنتُ من القرن الذي كنت فيه

"Aku diutus dari sebaik-baik generasi anak Adam, generasi demi generasi, hingga aku (dipilih) dari generasi yang aku berada padanya.";

ini adalah pilihan tentang zaman.

Para ahli nasab telah bersepakat tentang nasabnya beliau sampai ke Adnan, walaupun tidak ada hadits shahih yang menyebutkan tentang seluruh nasabnya. Akan tetapi telah sah sebagian hadits-hadits tersebut. Dan siapa yang mengetahui perhatian dan kepedulian orang-orang Arab terhadap nasab (garis keturunan) pada masa nubuwwah dan masa-masa sebelumnya; niscaya dia akan mendapatkan bahwa silsilah nasab beliau sampai ke Adnan tidak terlalu butuh kepada keotentikan nash (dalil), selama para ulama nasab dan pakar-pakar sejarah telah menyepakatinya, dan selama juga hal itu merupakan perkara yang umum diketahui pada masa tersebut.

Nasab beliau yang disebutkan para ulama nasab adalah; Muhammad bin Abdillah bin Abdil Muththalib bin Hasyim bin Abdi Munaf bin Qushay bin Kilab bin Murrah bin Ka'ab bin Lu'ay bin Ghalib bin Fihr bin Malik bin an-Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin Mudhar bin Nizar bin Ma'add bin Adnan.

Ibunya adalah Aminah bintu Wahb, dari Bani Zuhrah.

Abu Sufyan -saat masih kafirnya- telah mengakui kemuliaan nasab Nabi shallallahu 'alaihi wasallam di hadapan Heraklius ketika dia bertanya, "Bagaimana nasabnya pada (kaum) kalian?" Abu Sufyan menjawab, "Di kami, ia adalah orang yang memiliki nasab (mulia)." Berkata Heraklius, "Demikianlah para rasul, dibangkitkan dari nasab (termulia) kaumnya." (HR. al-Bukhary)

-------------------

Sumber : As-Sirah an-Nabawiyyah ash-Shahihah, Muhawalah li Tathbiq Qawa'id al-Muhadditsin fi Naqd Riwayat as-Sirah an-Nabawiyyah, Dr. Akram Dhiya' al-Umari

0 tanggapan:

Posting Komentar