“Dan mereka berkata kepadamu :’Kami sekali-kali tidak akan percaya kepadamu hingga kamu memancarkan mata air dari bumi untuk kami,
Atau kamu mempunyai sebuah kebun korma dan anggur, lalu kamu alirkan sungai-sungai di celah kebun yang deras alirannya,
Atau kamu jatuhkan langit berkeping-keping atas kami, sebagaimana kamu katakan atau kamu datangkan Allah dan malaikat-malaikat berhadapan muka dengan kami
Atau kamu mempunyai sebuah rumah dari emas, atau kamu naik ke langit. Dan sekali-kali kami tidak akan mempercayai kenaikanmu itu hingga kamu turunkan atas kami sebuah kitab yang kami baca’.
Katakanlah :’Maha Suci Tuhan-ku, bukankah aku ini hanya seorang manusia yang menjadi rasul?’.” (terjemah QS. 17 : 90-93)
Allah juga berfirman :
“Apabila datang sesuatu ayat kepada mereka, mereka berkata :’Kami tidak akan beriman sehingga diberikan kepada kami yang serupa dengan apa yang telah diberikan kepada utusan-utusan Allah’. Allah lebih mengetahui dimana Dia menempatkan tugas kerasulan”. (terjemah QS. 6 : 124)
Andai saja ada seorang raja di sebuah negeri, kemudian ada seseorang atau sekelompok orang yang mengingkari bahwa raja tersebut adalah penguasa di negeri itu, dan mereka menuntut darinya sebuah bukti bahwa dia adalah penguasa nengeri tersebut. Mereka berkata padanya : “Jika benar engkau berkuasa di negeri ini, maka batu ini yang ada dalam wilayah kerajaanmu; pindahkanlah dia dari tempat ini ke tempat yang lain!”.
Raja berkata : “Aku akan melakukannya sekarang”. Ia pun memindahkan batu itu!
Kemudian yang lain mengatakan lagi : “Aku tidak percaya bahwa engkau adalah penguasa di negeri ini sampai engkau memindahkan pena itu dari tempatnya!”
Raja berkata : “Aku akan melakukannya”. Ia pun memindahkan pena itu!
Yang lain lagi berkata : “Aku ingin engkau mencuci gelas ini!”.
Yang lain juga ikut berkata : “Jika engkau ingin aku mempercayai kekuasaanmu, maka aku mengharuskan engkau membunuh si fulan!”…
Saudaraku … Kita pastikan bahwa penguasa yang selalu menuruti ide-ide, keinginan-keinginan dan permintaan-permintaan tersebut, tidak ragu lagi adalah orang yang bodoh.
Akan tetapi, penguasa yang menghargai dirinya sendiri pasti akan berkata : “Siapa yang ingin mengetahui bahwa aku adalah penguasa di negeri ini, maka hendaknya dia bertanya agar dia mengetahui bahwa akulah yang membentuk pemerintahan, menunjuk menteri, membuat perjanjian dengan negara lain, membentuk angkatan perang, dan mengumumkan perang.
Adapun memindahkan batu, pena, atau mencuci gelas; semua itu dilakukan setiap orang di negaraku ini. Jadi, siapa yang ingin mengenalku, maka kenalilah aku dengan pekerjaan-pekerjaan itu yang tidak mungkin dilakukan kecuali oleh seorang raja!”.
Bagi Allah perumpamaan yang terbaik. Kalau saja Allah menjadikan jalan keimanan itu dengan memenuhi semua keinginan dan permintaan orang-orang kafir; maka setiap orang kafir pasti akan memberikan ide, atau memberikan syarat, yang seandainya Allah memenuhi keinginan mereka itu pasti akan rusaklah alam ini. Orang ini akan mensyaratkan bagi keimanannya agar Allah menjadikan siang sebagai malam, malam sebagai siang. Yang itu akan meminta Allah menjadikan laki-laki sebagai perempuan, dan perempuan sebagai laki-laki. Yang lain lagi mensyaratkan Allah menjadikan bumi sebagai langit, dan langit sebagai bumi. Ada juga yang akan mensyaratkan bagi keimanannya itu agar Allah membunuh orang tertentu atau menghancurkan suatu bangsa. Rusaklah keteraturan di alam ini. Allah ta’ala berfirman :
و لو اتبع الحق أهواءهم لفسدت السموات و الأرض و من فيهن، بل أتيناهم بذكرهم قهم عن ذكرهم معرضون
“Andaikata kebenaran itu mengikuti hawa nafsu mereka, pasti binasalah langit dan bumi ini, dan semua yang ada di dalamnya. Sebenarnya Kami telah mendatangkankepada mereka kebanggaan mereka, tetapi mereka berpaling dari kebanggaan itu”. (terjemah QS. 23 : 71)