Berkata Imam Ibnu Qayyim al Jauziyyah rahimahullah :
“Jika saja berdoa di sisi kubur, sholat di sisinya dan mengambil berkah dengannya adalah sebuah keutamaan, atau sebuah sunnah, atau sebuah perkara yang mubah, niscaya kaum Muhajirin dan Anshar akan membangun kubur (Nabi) itu sebagai sebuah simbol, berdoa di sisinya, dan menjadikan hal itu sebagai sunnah bagi orang-orang yang datang setelah mereka.
Akan tetapi mereka lebih tahu dan paham tentang Allah, rasul-Nya dan agama-Nya dibandingkan orang-orang yang datang setelah mereka.
Demikian juga para Tabi’in (orang-orang yang mengikuti) mereka dengan baik, mereka berjalan diatas jalan itu. Di masa mereka sangat banyak kubur-kubur para sahabat Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam yang tersebar di berbagai negeri, dan mereka (para Tabi’in) masih banyak yang hidup, namun tidak ada diantara mereka yang beristighatsah disisi kubur seorang Sahabat, tidak juga berdoa kepadanya, berdoa dengan perantaraannya, berdoa di sisinya, tidak juga ber-istisqa (meminta hujan) dengan perantaraannya, atau meminta tolong kepadanya.
Dan seperti yang sudah dimaklumi, perkara yang seperti ini adalah perkara-perkara yang sangat besar obsesi dan keinginan untuk menukil dan menyampaikannya, bahkan untuk perkara-perkara yang lebih rendah darinya”.
(Ighatsah al Lahafan, I/ 319)
0 tanggapan:
Posting Komentar