Pengakuan terhadap wujud Allah Ta'ala adalah sebuah perkara yang ada dalam fitrah setiap manusia. Seluruh manusia mengakui perkara ini. Tidak ada yang menyelisihinya kecuali segelintir kecil dari orang-orang atheis yang mengingkarinya dengan lisan-lisan mereka.
Setiap makhluk telah diciptakan diatas fitrah untuk meyakini adanya Pencipta tanpa harus diajarkan. Kita sering mendengarkan dan menyaksikan doa-doa para hamba yang dikabulkan, yang memberikan petunjuk yang jelas kepada kita tentang sebuah keyakinan akan adanya Sang Pencipta Yang Maha Lembut.
Sudah dimaklumi oleh setiap orang bahwa wujud alam ini mestilah memiliki Dzat yang mengadakannya. Semua makhluk yang begitu banyak di alam raya ini, yang kita saksikan pada setiap saatnya, mestilah memiliki Pencipta yang mengadakannya. Itulah Allah Yang Maha Perkasa. Mustahil ciptaan ini ada tanpa pencipta yang mengadakannya. Dan sangat mustahil bahwa mereka menciptakan dirinya sendiri.
أمْ خُلِقُوا مِنْ غَيْرِ شَيْئٍ أمْ هُمُ الخَالِقُوْنَ
"Apakah mereka diciptakan tanpa sesuatu pun ataukah mereka yang menciptakan (diri mereka sendiri)?" (QS. Ath-Thur ayat 35)
Keteraturan dan keserasian yang ada di jagad raya ini juga memberi petunjuk yang jelas akan adanya Dzat Yang Mulia, yang telah menciptakannya dalam sebuah keseimbangan.
صُنْعَ اللهِ الَّذِي أتْقَنَ كُلَّ شَيْئٍ
"(Begitulah) perbuatan Allah yang membuat dengan kokoh tiap-tiap sesuatu." (QS. An-Naml ayat 88)
Bintang-bintang dan planet-planet, masing-masing beredar pada porosnya dalam sebuah keseimbangan selama berjuta-juta tahun. Masing-masing tidak akan mendahului yang lainnya.
لاَ الشَمْسُ يَنْبَغِي لَهَا أنْ تُدْرِكَ القَمَرَ وَلاَ اللَيْلُ سَابِقُ النَهَارِ وَكُلٌّ فىِ فَلَكٍ يَسْبَحُوْنَ
"Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan, dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya." (QS. Yasin ayat 40)
Maha Suci Allah, Dzat yang Maha Lembut, Maha Mengetahui.
0 tanggapan:
Posting Komentar