Tafsir adalah ilmu yang dengannya dipahami Kitabullah yang diturunkan kepada nabiNya ﷺ, dijelaskan makna-maknanya dan diambil kesimpulan hukum dan hikmahnya.
Tafsir
termasuk cabang ilmu Al-Quran yang paling agung, karena ilmu ini
menyingkap makna-makna dan tujuan dari Al-Quran yang merupakan jalan
kebahagiaan umat di dunia dan akhirat.
Tafsir terbagi dua,
- Tafsir bil ma’tsûr, yang bersandar kepada apa yang ada dalam Al-Quran, Sunnah dan perkataan para Shahabat dalam menjelaskan Kalam Allah Ta’ala.
- Tafsir bir ra’yi, yang difokuskan pada kaedah-kaedah bahasa dan sumber-sumber ijtihad yang disepakati di kalangan ulama, tanpa mengabaikan sumber-sumber tafsir bil ma’tsur.
Adapun para mufassirun (ahli tafsir) maka yang paling pertama dari mereka tentu saja adalah Rasulullah ﷺ, kemudian jumlah yang banyak dari kalangan ulama-ulama Shahabat radhiyallahu ‘anhum.
Yang paling masyhur diantara mereka sepuluh orang, yaitu Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun yang empat, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid
bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair.
Setelah mereka adalah generasi Tabi’in, yang memiliki beberapa “madrasah”. Setiap madrasah mengambil dari salah seorang tokoh Shahabat. Madrasah-madrasah itu adalah,
- Madrasah Makkah, yang mengambil dari Abdullah bin Az-Zubair
- Madrasah Madinah, mengambil dari Ubay bin Ka’ab, dan
- Madrasah Irak, mengambil dari Abdullah bin Mas’ud
Setelah
generasi Tabi’in, berikutnya adalah generasi Atbâ' At-Tabi’in dan
orang-orang yang mengambil ilmu dari mereka. Masa mereka diistilahkan
dengan ‘ashr at-tadwîn (masa pembukuan).
Kemudian mulailah Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H) menulis kitabnya Jâmi’ Al-Bayân,
yang merupakan tafsir terbesar. Yang datang setelah Ibnu Jarir selalu
merujuk kepada kitabnya. Ibnu Jarir Ath-Thabari digelari sebagai Syaikh Al-Mufassirin (guru para ahli tafsir).
Setelah
itu, bermunculan kitab-kitab tafsir yang banyak dan beragam, dan hal itu
tidak berhenti seiring dengan perkembangan zaman. Dan untuk sebagian
besarnya, para mufassir yang datang belakangan akan banyak merujuk
kepada kitab-kitab tafsir besar terdahulu dari para ulama Salaf,
khususnya dalam hal yang berkait dengan aqidah dan ibadah.
0 tanggapan:
Posting Komentar