Sponsors

05 September 2016

Pengertian Tafsîr

Tafsir adalah ilmu yang dengannya dipahami Kitabullah yang diturunkan kepada nabiNya , dijelaskan makna-maknanya dan diambil kesimpulan hukum dan hikmahnya.

Tafsir termasuk cabang ilmu Al-Quran yang paling agung, karena ilmu ini menyingkap makna-makna dan tujuan dari Al-Quran yang merupakan jalan kebahagiaan umat di dunia dan akhirat.

Tafsir terbagi dua,
  1. Tafsir bil ma’tsûr, yang bersandar kepada apa yang ada dalam Al-Quran, Sunnah dan perkataan para Shahabat dalam menjelaskan Kalam Allah Ta’ala. 
  2. Tafsir bir ra’yi, yang difokuskan pada kaedah-kaedah bahasa dan sumber-sumber ijtihad yang disepakati di kalangan ulama, tanpa mengabaikan sumber-sumber tafsir bil ma’tsur.
Adapun para mufassirun (ahli tafsir) maka yang paling pertama dari mereka tentu saja adalah Rasulullah , kemudian jumlah yang banyak dari kalangan ulama-ulama Shahabat radhiyallahu ‘anhum.

Yang paling masyhur diantara mereka sepuluh orang, yaitu Al-Khulafa’ Ar-Rasyidun yang empat, Ibnu Mas’ud, Ibnu Abbas, Ubay bin Ka’ab, Zaid bin Tsabit, Abu Musa Al-Asy’ari dan Abdullah bin Az-Zubair.

Setelah mereka adalah generasi Tabi’in, yang memiliki beberapa “madrasah”. Setiap madrasah mengambil dari salah seorang tokoh Shahabat. Madrasah-madrasah itu adalah,
  1. Madrasah Makkah, yang mengambil dari Abdullah bin Az-Zubair
  2. Madrasah Madinah, mengambil dari Ubay bin Ka’ab, dan
  3. Madrasah Irak, mengambil dari Abdullah bin Mas’ud
Setelah generasi Tabi’in, berikutnya adalah generasi Atbâ' At-Tabi’in dan orang-orang yang mengambil ilmu dari mereka. Masa mereka diistilahkan dengan ‘ashr at-tadwîn (masa pembukuan).

Kemudian mulailah Imam Abu Ja'far Muhammad bin Jarir Ath-Thabari (wafat 310 H) menulis kitabnya Jâmi’ Al-Bayân, yang merupakan tafsir terbesar. Yang datang setelah Ibnu Jarir selalu merujuk kepada kitabnya. Ibnu Jarir Ath-Thabari digelari sebagai Syaikh Al-Mufassirin (guru para ahli tafsir).


Setelah itu, bermunculan kitab-kitab tafsir yang banyak dan beragam, dan hal itu tidak berhenti seiring dengan perkembangan zaman. Dan untuk sebagian besarnya, para mufassir yang datang belakangan akan banyak merujuk kepada kitab-kitab tafsir besar terdahulu dari para ulama Salaf, khususnya dalam hal yang berkait dengan aqidah dan ibadah.


0 tanggapan:

Posting Komentar