Sponsors

23 Juli 2011

"Berhala-Berhala" ini "Disembah" oleh Kaum Muslimin

Allah telah memberikan kesempatan kepadaku untuk mengunjungi sebagian besar negeri-negeri Islam. Aku telah melihat di setiap negeri tersebut, orang-orang yang menyeru berhala-berhala itu dengan penuh kecintaan, pengagungan, rasa takut, ketundukan, dan penuh harap.

Tidak mengapa menyebutkan sebagian contoh dari negeri-negeri tersebut yang telah menjadikan Islam sebagai simbol, bukan sebagai aqidah. Aku sengaja tinggalkan penyebutan nama negaranya untuk kepandaian para pembaca.


1. Kubur yang diklaim sebagai milik al Husain radhiyallahu ‘anhu, manusia selalu berhaji ke kubur tersebut, mendekatkan diri kepadanya dengan bernadzar dan berbagai macam ibadah, bahkan sampai berthawaf, meminta hujan, meminta dipenuhi segala kebutuhannya.


2. Sayyid al Badawi, kuburnya memiliki musim-musim tertentu pada setiap tahun yang sangat mirip dengan musim haji akbar. Manusia datang dari dalam dan luar negeri, baik Sunni maupun Syi’ah …

Ini adalah dua contoh di sebuah negara yang termasuk negara Arab Islam tertua dalam tradisi pendidikan modern. Di negeri tersebut terdapat lembaga pendidikan besar sejak abad ketiga Hijrah, dan para ulamanya memiliki pengaruh yang besar dalam penyebaran dakwah Islam.


3. Jalaluddin ar Rumi, yang tertulis diatas kuburnya : Cocok untuk Tiga Agama, Muslim, Yahudi dan Kristen. Berhala ini digelari sebagai Quthb A’dzham, yang ditangannya beredar seluruh kebaikan dan keburukan alam ini.

Kubur Jalaluddin ar Rumi berada di sebuah negara yang dahulu selama delapan abad berada di bawah kekuasaan sultan-sultan Islam. Mereka bukan Arab dan bangsa Arab bukan bagian dari mereka. Mereka adalah kaum muslimin yang telah memeluk Risalah Muhammadiyyah, yang kemunculan mereka merupakan salah satu dalil-dalil nubuwwah. Dan yang selain Jalaluddin ar Rumi lebih banyak lagi di sebuah negara yang pemerintah sekulernya telah memerangi segala hal yang berbau Islam sampai-sampai Islam menjadi asing di tengah lautan materi.


4. Muhyiddin Ibnu ‘Arabi, pengarang ‘Fushuus al Hikam’, yang meyakini wihdatul wujud, dan pemimpin para ahli filsafat ketuhanan dalam bid’ah aqidah yang sangat kufur ini. Kubur orang ini adalah sebuah berhala yang disembah dan disucikan di ibukota sebuah negara yang dahulu merupakan ibukota Khilafah Bani Umawiyah. Senantiasa ada kebaikan pada penduduknya –insyaallah-, akan tetapi fitnah kubur ini semakin buruk dari hari ke hari.

Aku berdiri di pintu kubahnya untuk melihat dan mengambil pelajaran sambil memegang kedua sepatuku, maka mereka beramai-ramai mengingkari :”Bagaimana mungkin Anda mendekati makam sementara ditanganmu ada sepatu?!”, sebagai penghormatan dan pensucian terhadap sang wali! Ini merupakan peringatan dan pelajaran besar untuk ahli tauhid, innaa li_llaahi wa innaa ilaihi raaji’uun.


5. Data Sahib (Pekuburan Ali al Hajuri) di timur Dunia Islam, diziarahi oleh para penziarah setiap pagi dan petang. Yang sangat aneh dari yang aku saksikan, kubur itu memiliki sebuah hari dalam setahun ditumpahkan susu padanya, sampai-sampai Anda tidak akan mendapatkan susu yang diperjual-belikan di pasar-pasar. Juga terdapat satu hari dalam setahun kubur ini dicuci dengan air mawar dan diberi wewangian mencontoh pencucian Ka’bah yang mulia.

Ikut berpartisipasi dalam acara pencucian ini para pemimpin negara. Dan Anda bisa bayangkan apa yang terjadi di sekitar pekuburan tersebut, kemungkaran akhlak, bahkan yang lebih buruk lagi kemungkaran aqidah. Tarian, alat-alat musik, campur baur antar lawan jenis, bertabarruk dengan penjaga makam dan perbuatan-perbuatan lain yang tidak pantas disebutkan. Sementara di negara ini ada sebuah partai politik yang mengklaim sebagai partai Islam, yang telah membuka pintu khurafat dan bid’ah!

Dikisahkan bahwa Menteri Wakaf negara tersebut mengeluhkan kepada Presiden tentang sedikitnya anggaran belanja di kementeriannya. Maka tercapailah kesepakatan untuk membuat ‘pintu surga’ yang dimasuki terlebih dahulu oleh para tokoh dan para pembesar, kemudian tiket dijual untuk masyarakat awam dari kaum muslimin, bahwa siapa saja yang memasuki pintu tersebut, maka dia telah masuk ke dalam surga. Dengan metode ini, selesailah persoalan keuangan tadi, yaitu dengan menjual tiket dan surat pengampunan!

Mungkin pembaca bertanya-tanya bagaimana mungkin ini terjadi di sebuah negara yang memperoleh kemerdekaannya untuk menerapkan hukum syari’at di Timur Dunia Islam? Di sebuah negara yang telah banyak berkorban untuk menerapkan Syari’at Islam? Aku tidak berlebihan kalau harus mengatakan bahwa prosentase ahli bid’ah dan khurafat di negeri ini lebih dari 80 % , terbagi kepada ahli tashawwuf, ahli kubur dan sekte-sekte yang menisbatkan diri kepada Islam ; Qadiani, Baha’i, Isma’iliyah kebatinan. Adapun penyembah kubur sangatlah banyak!!

(Man Li Haadza al Watsaniyyah al Muta'addidah?, oleh Syaikh Isma'il bin Sa'ad bin 'Atieq)

Innaa li_Llaahi wa innaa ilaihi raaji'uun...

0 tanggapan:

Posting Komentar