Sebagian kaum muslimin "merayakan" bulan Sya'ban dengan ibadah-ibadah tertentu pada malam Nishfu Sya'ban yang mereka yakini sebagai perintah Syari'at dan pantas untuk diamalkan.
Diantara dalil yang menyebabkan jatuhnya mereka kepada bid'ah tercela ini adalah hadits-hadits berikut ini :
1. Dari Ali radhiyallahu 'anhu secara marfu',
إذا كانت ليلة النصف من شعبان فقوموا ليلها
وصوموا نهارها
"Jika tiba malam pertengahan dari bulan Sya'ban, maka shalatlah pada malamnya dan berpuasalah pada siangnya."
Hadits ini diriwayatkan oleh Ibnu Majah dalam as-Sunan (no. 1388), dan hadits ini maudhu' (palsu).
2. Hadits,
إن الله تعالى ينزل ليلة النصف من شعبان إلى السماء الدنيا فيغفر لأكثر من
عدد غنم بني كَلْب
"Allah Ta'ala turun pada malam pertengahan Sya'ban ke langit dunia, dan mengampuni (orang) yang lebih banyak daripada jumlah kambing Bani Kalb."
Diriwayatkan juga oleh Ibnu Majah (no. 1389) dan haditsnya dha'if (lemah).
Kesimpulannya, tidak ada dalil tentang keutamaan mengkhususkan ibadah tertentu pada malam Nishfu Sya'ban selain hadits-hadits yang lemah atau palsu.
Berkata al-Hafidz Ibnu Dihyah, "Berkata para pakar ilmu al-Jarh wa at-Ta'dil : Tidak ada pada hadits tentang Nishfu Sya'ban satu hadits shahih pun. Maka berhati-hatilah, wahai hamba Allah, dari pendusta yang meriwayatkan untuk kalian sebuah hadits dalam bentuk anjuran kebaikan. Melakukan kebaikan sepatutnya dalam kerangka yang disyari'atkan dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam. Jika benar bahwa dia berdusta, maka hal itu keluar dari aturan pensyari'atan. Orang yang mengamalkannya adalah termasuk pelayan-pelayan syaitan karena dia menggunakan hadits yang mengatasnamakan Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang Allah tidak pernah menurunkan hujjah (dalil) padanya." (Al-Ba'its 'ala Inkar al-Bida' wa al-Hawadits, Abu Syamah al-Maqdisi, hal. 127)
www.saaid.net
0 tanggapan:
Posting Komentar