Sponsors

05 April 2016

Iman kepada Para Rasul

Iman kepada rasul adalah salah satu prinsip dasar keimanan, karena merekalah perantara antara Allah dan para makhluk dalam menyampaikan risalah-Nya dan menegakkan hujjah-Nya atas mereka.

Iman kepada rasul bermakna; pembenaran akan risalah mereka, mengakui kenabian mereka, dan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang jujur dalam menyampaikan apa yang datang dari Allah. Mereka telah menunaikan amanat risalah tersebut dan menjelaskan kepada manusia seluruh apa yang diperintahkan Allah kepada mereka.

Rasul-rasul yang disebutkan nama-namanya oleh Allah dalam al Quran, wajib diimani setiap individunya tersebut, dan mereka berjumlah 25 orang. 18 orang diantaranya Allah sebutkan dalam QS. Al-An’aam ayat 83-86; dan sisanya –yang 7 orang- disebutkan di tempat yang berbeda-beda dalam al-Quran.

Siapa yang tidak disebutkan namanya dalam al-Quran, wajib diimani secara global. Allah Ta’ala berfirman,

وَلَقدْ أرْسَلْنَا رُسُلاً مِنْ قبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ

Dan sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada (pula) yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir : 78).

Dan firmanNya,

وَرُسُلاً قَدْ قصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلاً لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ، وَكَلّمَ اللهُ مُوْسىَ تكْلِيْمًا

Dan (Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara langsung.” (QS. An-Nisaa’ : 164).

Apa perbedaan antara nabi dan rasul? Pendapat yang paling kuat tentang perbedaan keduanya adalah bahwa setiap nabi dan rasul diberikan wahyu kepada masing-masing mereka, tapi umumnya, nabi diutus kepada suatu kaum yang beriman kepada syariat yang terdahulu seperti halnya nabi-nabi Bani Israil. Adapun rasul, maka umumnya mereka diutus kepada kaum yang kafir yang mereka dakwahi kepada tauhid, dan sebagian orang-orang tersebut justru mendustakan mereka.

Seorang rasul lebih afdhal daripada seorang nabi. Dan rasul bertingkat-tingkat kedudukannya. Allah berfirman,

تِلْكَ الرُسُلُ فَضّلْنَا فَضّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلىَ بَعضٍ، مِنْهُمْ مَنْ كلّمَ اللهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ

Rasul-rasul itu telah Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain. Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.” (QS. Al-Baqarah : 253).

Rasul-rasul yang paling afdhal adalah rasul-rasul Ulul ‘Azmi. Dan merekalah yang disebutkan Allah dalam QS. Al-Ahzab : 7 dan Asy-Syura : 13.

Dan yang paling afdhal dari para rasul Ulul ‘Azmi adalah al-Khalil Ibrahim dan Muhammad, ‘alaihimassalam, dan yang paling afdhal dari keduanya adalah Muhammad ﷺ.

Nubuwwah (kenabian) ini adalah murni anugerah, keutamaan dan pilihan yang datang dari Allah Ta’ala, dan tidak mungkin didapatkan dengan usaha-usaha tertentu.

Wallahu a’lam.

 
(Sumber : al Irsyâd ilâ Shahîh al I’tiqâd wa ar Radd ‘alâ Ahl asy Syirki wa al Ilhâd, Syaikh Dr. Shalih bin Fauzan al-Fauzan)

0 tanggapan:

Posting Komentar