Iman
kepada rasul adalah salah satu prinsip dasar keimanan, karena merekalah
perantara antara Allah dan para makhluk dalam menyampaikan risalah-Nya
dan menegakkan hujjah-Nya atas mereka.
Iman
kepada rasul bermakna; pembenaran akan risalah mereka, mengakui kenabian
mereka, dan bahwasannya mereka adalah orang-orang yang jujur dalam
menyampaikan apa yang datang dari Allah. Mereka telah menunaikan amanat
risalah tersebut dan menjelaskan kepada manusia seluruh apa yang
diperintahkan Allah kepada mereka.
Rasul-rasul
yang disebutkan nama-namanya oleh Allah dalam al Quran, wajib diimani
setiap individunya tersebut, dan mereka berjumlah 25 orang. 18 orang
diantaranya Allah sebutkan dalam QS. Al-An’aam ayat 83-86; dan sisanya
–yang 7 orang- disebutkan di tempat yang berbeda-beda dalam al-Quran.
Siapa yang tidak disebutkan namanya dalam al-Quran, wajib diimani secara global. Allah Ta’ala berfirman,
وَلَقدْ أرْسَلْنَا رُسُلاً مِنْ قبْلِكَ مِنْهُمْ مَنْ قَصَصْنَا عَلَيْكَ وَمِنْهُمْ مَنْ لَمْ نَقْصُصْ عَلَيْكَ
“Dan
sesungguhnya telah Kami utus beberapa orang rasul sebelum kamu, diantara
mereka ada yang Kami ceritakan kepadamu dan diantara mereka ada (pula)
yang tidak Kami ceritakan kepadamu.” (QS. Ghafir : 78).
Dan firmanNya,
وَرُسُلاً قَدْ قصَصْنَاهُمْ عَلَيْكَ مِنْ قَبْلُ وَرُسُلاً لَمْ نَقْصُصْهُمْ عَلَيْكَ، وَكَلّمَ اللهُ مُوْسىَ تكْلِيْمًا
“Dan
(Kami telah mengutus) rasul-rasul yang sungguh telah Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu dahulu, dan rasul-rasul yang tidak Kami kisahkan
tentang mereka kepadamu. Dan Allah telah berbicara kepada Musa secara
langsung.” (QS. An-Nisaa’ : 164).
Apa
perbedaan antara nabi dan rasul? Pendapat yang paling kuat tentang
perbedaan keduanya adalah bahwa setiap nabi dan rasul diberikan wahyu
kepada masing-masing mereka, tapi umumnya, nabi diutus kepada suatu kaum
yang beriman kepada syariat yang terdahulu seperti halnya nabi-nabi
Bani Israil. Adapun rasul, maka umumnya mereka diutus kepada kaum yang
kafir yang mereka dakwahi kepada tauhid, dan sebagian orang-orang
tersebut justru mendustakan mereka.
Seorang rasul lebih afdhal daripada seorang nabi. Dan rasul bertingkat-tingkat kedudukannya. Allah berfirman,
تِلْكَ الرُسُلُ فَضّلْنَا فَضّلْنَا بَعْضَهُمْ عَلىَ بَعضٍ، مِنْهُمْ مَنْ كلّمَ اللهُ وَرَفَعَ بَعْضَهُمْ دَرَجَاتٍ
“Rasul-rasul
itu telah Kami lebihkan sebagian mereka atas sebagian yang lain.
Diantara mereka ada yang Allah berkata-kata (langsung dengan dia) dan
sebagiannya Allah meninggikannya beberapa derajat.” (QS. Al-Baqarah : 253).
Rasul-rasul
yang paling afdhal adalah rasul-rasul Ulul ‘Azmi. Dan merekalah yang
disebutkan Allah dalam QS. Al-Ahzab : 7 dan Asy-Syura : 13.
Dan yang paling afdhal dari para rasul Ulul ‘Azmi adalah al-Khalil Ibrahim dan Muhammad, ‘alaihimassalam, dan yang paling afdhal dari keduanya adalah Muhammad ﷺ.
Nubuwwah
(kenabian) ini adalah murni anugerah, keutamaan dan pilihan yang datang
dari Allah Ta’ala, dan tidak mungkin didapatkan dengan usaha-usaha
tertentu.
Wallahu a’lam.
0 tanggapan:
Posting Komentar