Saat
memasuki bulan Rajab, akan bertebaran hadits-hadits yang menyebutkan
tentang keutamaan berpuasa di bulan Rajab. Tapi sayangnya, semua
hadits-hadits itu adalah hadits-hadits palsu yang tidak memiliki sumber
yang shahih dalam kitab-kitab Sunnah.
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullahu, “Adapun puasa Rajab secara khusus, maka seluruh hadits-haditsnya adalah dha’îf (lemah), bahkan maudhû’
(palsu). Para ahli ilmu tidak berpegang kepada sesuatu darinya.
(Hadits-hadits itu) bukanlah dari level dha’if yang bisa diriwayatkan
dalam fadhâ’il (keutamaan-keutamaan amal). Bahkan sebagian besarnya adalah hadits-hadits palsu yang dusta (al maudhû’ât al makdzûbât)… Dalam kitab al-Musnad dan yang selainnya terdapat hadits dari Nabi ﷺ bahwa beliau menyuruh berpuasa pada bulan-bulan Haram (al Asyhur al Hurum),
yaitu Rajab, Dzulqi’dah, Dzulhijjah dan Muharram. Hadits ini berkait
dengan puasa pada empat bulan itu seluruhnya, bukan mengkhususkan
Rajab.” (Majmû’ al Fatâwâ, XXV/290, dengan ringkas).
Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullahu, “Setiap hadits yang menyebutkan puasa Rajab dan shalat pada sebagian malam padanya adalah dusta dan diada-adakan.” (Al Manâr al Munîf, hal. 96).
Berkata al-Hafidz Ibnu Hajar rahimahullahu,
“Tidak disebutkan sesuatu pun dalam sebuah hadits shahih yang layak dijadikan hujjah (argumen) tentang keutamaan bulan Rajab, tidak juga
dalam puasanya dan suatu puasa tertentu darinya, tidak juga qiyamullail
yang khusus.” (Tabyîn al ‘Ajab, hal. 11).
Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullahu
pernah ditanya tentang puasa pada 27 Rajab dan shalat qiyam pada
malamnya, beliau menjawab, “Puasa pada 27 Rajab, qiyam pada malamnya dan
mengkhususkan hal itu adalah bid’ah. Dan setiap bid’ah adalah sesat.” (Majmû’ Fatâwâ Ibn ‘Utsaimîn, XX/440).
Wallahu a'lam.
0 tanggapan:
Posting Komentar