Diantara bentuk penjagaan Allah terhadap Nabi Muhammad ﷺ
sebelum diangkat menjadi nabi adalah penjagaannya dari kesyirikan
masyarakat Jahiliyah dan penyembahan terhadap berhala. Imam Ahmad
meriwayatkan dalam Musnad-nya dari Hisyam bin Urwah dari ayahnya ia
berkata : Telah menceritakan kepadaku seorang tetangga Khadijah bahwa ia
mendengar Nabi ﷺ berkata kepada Khadijah, “Wahai Khadijah, Demi Allah, aku tidak pernah beribadah kepada al-Laat dan al-Uzza.”
Demikian
juga diantara bentuk penjagaan tersebut, bahwa beliau tidak pernah
memakan hewan yang disembelih untuk berhala. (Shahih al-Bukhary no.
3826, 5499)
Beliau
juga, pada masa haji selalu berwuquf di Arafah, menyelisihi kebiasaan
orang-orang Quraisy yang tetap berdiam di Haram untuk berbeda dari
manusia yang berwuquf di Arafah. (HR. Al-Bukhary dan
Muslim).
Allah juga menjaganya agar auratnya tidak terbuka. Dari Jabir radhiyallahu ‘anhuma ia berkata : Ketika Ka’bah dibangun, Nabi ﷺ
dan Abbas memindahkan batu-batu. Abbas berkata kepada Nabi, “Jadikan
sarungmu di lehermu untuk melindungimu dari batu. Dan beliau pun
tersungkur ke bumi dan matanya mengarah ke langit, kemudian beliau sadar
dan berkata, “(Kembalikan) sarungku, sarungku…” dan mereka pun
menutupkan sarungnya kepadanya. (HR. Al-Bukhary dan Muslim)
Demikianlah Rasulullah ﷺ,
berada dalam perlindungan dan penjagaan Allah Ta’ala dari berbagai
macam kotoran dan aib masyarakat Jahiliyah, untuk sesuatu yang Dia
inginkan darinya nanti, yaitu menyampaikan risalah dan agamaNya kepada
seluruh alam.
0 tanggapan:
Posting Komentar