Seorang wanita muslimah pengikut dakwah Salaf…
Tidaklah menjadi syarat dia harus mengenal jama’ah-jama’ah dan kelompok-kelompok kaum muslimin.
Tidaklah menjadi syarat dia harus selalu menyebut perkataan-perkataan para ulama Salaf.
Bukanlah kemestian dia harus mengetahui peringatan tentang bahaya fulan ini dan fulan itu.
Bukanlah menjadi syarat dia harus mengenal semua ulama dakwah Salafiyyah.
Tidak juga menjadi syarat dia harus mengetahui semua problematika yang ada di umat ini.
Bukan menjadi keharusan dia berpuasa Ayyamul Bidh, puasa Senin dan Kamis, atau shalat malam setiap harinya…
Cukup
baginya menjaga shalat lima waktu, berpuasa Ramadhan, menjaga kehormatan
dirinya dan suaminya serta memberikan perhatian penuh terhadap rumah
dan anak-anaknya.
Dia jadikan rumahnya sebagai istananya, suaminya sebagai pemimpinnya dan anak-anaknya sebagai tanggung jawabnya.
Rasulullah
ﷺ tidak menyebutkan kecuali dia menjadi seorang yang penyayang terhadap
anak-anaknya, menjaga kehormatan suaminya dalam persoalan dirinya dan
harta suaminya, dengan tetap menjaga kewajiban-kewajibannya terhadap
Rabb-nya.
Allah Ta’ala berfirman,
فَالصَّالِحَاتُ قَانِتَاتٌ حَافِظَاتٌ لِّلْغَيْبِ بِمَا حَفِظَ اللَّهُ
“Wanita-wanita yang shalih ialah yang taat kepada Allah lagi memelihara diri ketika suaminya tidak ada.” (QS. An-Nisa’ ayat 34).
Nabi ﷺ bersabda,
وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٌ عَلَى بَيْتِ بَعْلِهَا وَوَلَدِهِ وَهِيَ مَسْئُولَةٌ عَنْهُمْ
“Dan seorang istri adalah penanggung jawab terhadap rumah tangga suaminya dan anak suaminya. Dia akan ditanya tentang mereka.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
Nabi ﷺ juga bersabda,
إذا صلت المرأة خمسها وصامت شهرها وحفظت فرجها وأطاعت زوجها قيل لها ادخلي الجنة من أي أبواب الجنة شئت
“Jika
seorang wanita shalat lima waktu, berpuasa bulan Ramadhan, memelihara
kemaluannya dan mentaati suaminya, dikatakan padanya (pada hari Kiamat) :
Masuklah surga dari pintu mana saja yang engkau sukai!” (HR. Ahmad).
Beliau ﷺ bersabda,
أيما امرأة ماتت وزوجها عنها راض دخلت الجنة
“Wanita mana saja yang meninggal dunia dan suaminya ridha terhadapnya, niscaya dia akan masuk surga.” (HR. At-Tirmidzi).
Ditanyakan kepada Nabi ﷺ, “Wanita bagaimanakah yang terbaik?” Beliau bersabda,
التي تسره إذا نظر، وتطيعه إذا أمر، ولا تخالفه في نفسها وماله بما يكره
“Wanita
yang membuat suaminya senang jika memandang, yang mentaati suaminya
jika dia menyuruh, dan tidak menyelisihi suaminya dalam persoalan
dirinya dan harta suaminya dengan sesuatu yang suaminya benci.” (HR. Ahmad dan An-Nasa’i).
Beliau ﷺ bersabda,
ألا
أخبركم بنسائكم مِن أهل الجنة ؟ الودود ، الولود ، العؤود على زوجها ،
التي إذا غضبت جاءت حتى تضع يدها في يدِ زوجها و تقول : لا أذوق غمضاً حتى
ترضى
“Tidakkah aku kabarkan kepada kalian tentang wanita-wanita
kalian penghuni surga? Wanita yang penyayang, beranak, memberi manfaat
kepada suaminya. Yang jika dia marah, dia akan datang menaruh tangannya
di tangan suaminya dan berkata : Aku tidak akan bisa tidur hingga engkau
ridha!” (HR. Ath-Thabrani, dihasankan Al-Albani).
Beliau ﷺ bersabda,
ألا أخبرك بخير ما يكتنز المرء؟ المرأة الصالحة؛ إذا نظر إليها سرته، وإذا أمرها أطاعته، وإذا غاب عنها حفظته
“Tidakkah
aku kabarkan perkara terbaik yang menjadi simpanan seseorang? Yaitu
istri yang shalihah; jika dia memandang kepadanya, istrinya itu
membuatnya bahagia, jika dia menyuruhnya, dia mentaatinya, dan jika dia
tidak bersamanya, maka dia akan menjaga kehormatan suaminya.” (HR. Abu Dawud dan Al-Hakim).
Dan beliau ﷺ memuji wanita-wanita Quraisy dengan sifat-sifat mereka yang,
أحناه على ولد في صغره وأرعاه على زوج في ذات يده
“Sangat penyayang terhadap anak di masa kecilnya dan menjaga hak suami dalam penghasilannya.” (HR. Al-Bukhary dan Muslim).
Orang-orang
yang suka mengeksploitasi kaum muslimah untuk kepentingan jama’ahnya,
kalian menginginkan para muslimah kita menjadi seperti apa?! Memiliki
kepedulian besar terhadap orang lain kemudian mengorbankan diri, rumah
dan keluarganya?!
Tidak
diingkari seorang wanita yang harus bekerja karena sebuah kebutuhan…
Tidak diingkari juga sebagian wanita memiliki kapasitas ilmu syar’i yang
mumpuni dan mengajarkan ilmunya kepada sesama golongannya.
Tapi
perkara keluarnya wanita dan terlibatnya dia dalam dakwah yang dilakukan
secara sistematis dan terstruktur untuk kepentingan tertentu dari sebuah
kelompok adalah bid’ah haraki yang tidak pernah dikenal dalam dakwah
Salafiyyah.
Kaum
muslimah dieksploitasi waktu dan tenaganya hanya untuk kepentingan
kelompok yang sering mengatasnamakan Allah dan Islam, mengatasnamakan
“mashlahat kaum muslimin dan mashlahat dakwah”!
Untuk Saudari muslimah,
Jangan biarkan mereka menipu Anda dengan memanfaatkan perasaan, semangat dan keuletan pribadi Anda sebagai seorang wanita.
Sadari apa tujuan utama penciptaan Anda…
Sadari kewajiban mendasar Anda dalam Islam…
Dan jangan
ikut campur dalam urusan yang menjadi tugas utama kaum laki-laki dalam
agama Allah ini, untuk memperjuangkannya dan memenangkannya dengan izin
Allah. Agar mereka benar-benar menjadi laki-laki pejuang, dan tidak ada
lagi kelompok “dakwah” yang hobi “memanfaatkan” kaum muslimah untuk
kepentingan dan ambisi tertentu dari tokoh atau golongan mereka.
Kalau Anda
ingin mengabdi pada Islam, ingin berbuat untuk Islam, maka perjuangan utama Anda sebagai muslimah berada dalam rumahmu… ya, dalam rumahmu.
Bekerja dan berbuatlah yang terbaik dalam rumahmu untuk Allah dan agamaNya.
Semoga Allah menguatkan Anda semua diatas Islam dan Sunnah sampai ajal menjemput. Amin.
0 tanggapan:
Posting Komentar