Sponsors

11 Maret 2012

Mereka Berdusta atas Nama Ulama

Fatwa No. 25041, tanggal 6/3/1432 H


Alhamdulillah, shalawat dan salam terhaturkan untuk hamba Allah dan rasul-Nya, beserta keluarga dan sahabat-sahabatnya.. Amma ba’du :

Lembaga Tetap untuk Riset Ilmiah dan Fatwa (Al Lajnah ad Dâ-imah li al Buhûts al ‘Ilmiyyah wa al Iftâ’) telah mempelajari apa yang sampai kepada Mufti Yang Mulia dari sebagian penanya, dan diteruskan kepada Lembaga dari Sekretariat Hai-ah Kibâr al Ulamâ’ yang bernomor 336 tanggal 6/3/1432 H, seputar apa yang beredar di sebagian website tentang fatwa palsu dan dusta atas nama Lajnah. Fatwa tersebut telah diberikan nomor dan tanggal dari fatwa yang lain dan tertera tanda tangan para anggota Lajnah.

Fatwa dusta tersebut mengandung isi yang menyebutkan bahwa Lajnah mengakui bahwa Usama bin Ladin dan Tanzhim Al Qaeda berada diatas kebenaran, dan Tanzhim tersebut merupakan khilafah islamiyah, dan seterusnya dari isi fatwa tersebut yang penuh dengan fitnah, kepalsuan dan kedustaan atas nama Lembaga ini. Dengan dasar itu, Lajnah memberikan penjelasan berikut ini :


Pertama; Apa yang dinisbatkan kepada Lajnah dari fatwa palsu, dusta dan fitnah tersebut adalah perkara yang tidak kami benarkan dan tidak kami ridhai. Allah yang akan menghisab dan menuntut orang yang menulis dan mengeluarkan fatwa tersebut.


Kedua; Tidak tersembunyi lagi tentang hukum Syariat bagi orang yang berkata atas nama orang lain dengan satu ucapan yang tidak pernah dia ucapkan, menisbatkan kepadanya apa yang tidak pernah dia lakukan; bahwa orang tersebut telah berdosa dengan perbuatannya, melakukan tindak pidana dan berhak mendapatkan hukuman syar’i, sesuai dengan jenis kedustaan dan orang yang dirugikannya. Hukuman bagi tindakan dosa dan konsekuensinya berlaku di dunia dan akhirat.

Allah Ta’ala berfirman :

سيجزيهم بما كانوا يفترون

Kelak Allah akan membalas mereka terhadap apa yang selalu mereka ada-adakan”. [Al An’âm : 138]

Karena itu, seburuk-buruk kedustaan adalah kedustaan atas nama Allah. Allah Ta’ala berfirman :

قل إن الذين يفترون على الله الكذب لا يفلحون

Katakanlah : Sesungguhnya orang-orang yang mengada-adakan kebohongan terhadap Allah tidak akan beruntung”. [Yûnus : 69]

Dan Allah subhânahu berfirman :

انظر كيف يفترون على الله الكذب وكفى به إثماً مبيناً

Perhatikanlah, betapakah mereka mengada-adakan dusta terhadap Allah? Dan cukuplah perbuatan itu menjadi dosa yang nyata (bagi mereka)”. [An Nisâ’ : 50]


Kemudian di urutan berikutnya adalah berdusta atas nama hamba Allah dan rasul-Nya –shallallahu ‘alaihi wasallam- yang menyampaikan risalah dari Allah. Dalam hadits shahih yang mutawatir

من كذب عليَّ متعمداً فليتبوأ مقعده من النار

Barangsiapa yang berdusta atas namaku dengan sengaja, hendaknya dia mempersiapkan tempat duduknya di neraka”.


Kemudian di urutan berikutnya adalah berdusta atas nama ulama karena mereka adalah para pewaris ilmu kenabian (nubuwwah).

Allah Ta’ala berfirman :

بل هو آيات بينات في صدور الذين أوتوا العلم وما يجحد بآياتنا إلا الظالمون 

Sebenarnya, Al Quran itu adalah ayat-ayat yang nyata di dalam dada orang-orang yang diberi ilmu. Dan tidak ada yang mengingkari ayat-ayat Kami kecuali orang-orang yang zalim”. [Al Ankabût : 49]

Dan beliau shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إن الأنبياء لم يورثوا ديناراً ولا درهماً وإنما ورثوا العلم فمن أخذه أخذ بحظ وافر

Sesungguhnya para nabi tidak mewariskan dinar dan dirham, mereka hanya mewariskan ilmu. Siapa yang mengambilnya, maka dia telah mengambil bagian yang banyak”. Riwayat Abu Dawud dan at Tirmidzi.


Berdusta atas nama mereka –dengan keadaan mereka yang telah disebutkan-, tidak diragukan lagi termasuk kedustaan yang besar. Diantara yang menjelaskan hal itu; Allah Ta’ala telah menyandingkan persaksian mereka dengan persaksian-Nya subhânahu dan para malaikat-Nya. Allah berfirman :

شهد الله أنه لا إله إلا هو والملائكة وأولوا العلم قائماً بالقسط لا إله إلا هو العزيز الحكيم

Allah menyatakan bahwasannya tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia, Yang menegakkan keadilan. Para malaikat dan orang-orang yang berilmu (juga menyatakan yang demikian itu). Tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana”. [Âlu Imrân : 18]

Ayat ini, dan yang selainnya, menunjukkan akan besarnya bahaya apa yang dinisbatkan kepada para ulama, yang menekankan akan buruknya dan berbahayanya kepalsuan dan berkata-kata atas nama mereka.


Ketiga; Lajnah kembali menguatkan bahwa apa yang ada dalam fatwa palsu dan dusta –yang alhamdulillah sangat jelas kebatilannya-, adalah kedustaan yang sangat jelas, tidak tertutup bagi orang yang sedikit memiliki pengetahuan tentang penjelasan-penjelasan dan ketetapan-ketetapan yang datang dari Hai-ah Kibâr al Ulamâ, serta fatwa-fatwa al Lajnah ad Dâ-imah lil Buhûts al ‘Ilmiyyah wal Iftâ’ dan juga para ulama di negeri ini.

Orang yang bernama “Si Sesat” Usamah bin Ladin dan Tanzhim Al Qaeda sudah disepakati di kalangan para ulama akan kesesatan jalan mereka dan buruknya tindakan mereka. Mereka –dengan perkataan dan perbuatannya- tidak membawa bagi Islam dan kaum muslimin kecuali bencana dan kehancuran.

Setiap orang yang berakal, apalagi orang yang berilmu, sangat memahami penyimpangan manhaj seperti ini dan tidak boleh bagi seorang muslim menisbatkan dirinya kepada Tanzhim Al Qaeda, atau menyembunyikan orang-orang yang bergabung dengan mereka dengan dalil sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam : “Allah melaknat orang yang melindungi pelaku kejahatan”, riwayat Muslim.



Keempat; Tidak boleh bertoleransi dengan pembuat berita-berita bohong dan isu-isu yang batil, terutama jika hal itu dinisbatkan kepada ulama yang (bertugas) menjelaskan tentang Syariat dan memberikan fatwa kepada para penanya tentang perkara yang bakal terjadi dari berbagai macam pengaruh buruk dan berbahaya  bagi seorang muslim dan jamaah kaum musliminyang disebabkan sikap meremehkan tersebut.


Dengan alasan-alasan inilah, dikeluarkan penjelasan untuk menghentikan perbuatan sebagian tangan yang membuat fatwa palsu dan dusta, sekaligus menjelaskan yang hak, menunaikan tangggung jawab dan mengantisipasi segala keburukan.

Semoga Allah menjaga negeri kita dan negeri-negeri kaum muslimin dari segala keburukan dan hal-hal yang dibenci, menunjuki para pemimpin kita kepada apa yang dicintai dan diridhai-Nya, dan menolak keburukan orang-orang jahat dari musuh-musuh agama ini dan yang membangkang terhadapnya. Allah jualah yang memberi petunjuk kepada jalan yang lurus. Shalawat dan salam semoga tercurahkan atas nabi kita, Muhammad, beserta keluarga dan seluruh sahabatnya.



al Lajnah ad Dâ-imah lil Buhûts al ‘Ilmiyyah wal Iftâ’ 


Ketua :

Abdul Aziz bin Abdullah bin Muhammad Alu Syaikh


Keanggotaan :

Ahmad bin Ali Sair Al Mubaraky
Shalih bin Fauzan Al Fauzan
Abdul Karim bin Abdullah Al Khudhair
Muhammad bin Hasan Alu Syaikh
Abdullah bin Muhammad bin Khunain
Abdullah bin Muhammad Al Muthlaq
  

0 tanggapan:

Posting Komentar