Dakwah Islam di Makkah dimulai secara sembunyi-sembunyi untuk menghindarkan
fitnah dan bentrok terbuka dengan orang-orang Quraisy yang tidak
menyukai dakwah Islam. Fase ini bermula dengan turunnya firman Allah
Ta’ala,
يَا أيّهَا المُدّثّرْ، قُمْ فَأنْذِرْ، وَرَبَّكَ فَكَبِّرْ
“Hai orang yang berselimut! Bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Rabb-mu agungkanlah.” (QS. Al-Mudatstsir ayat 1-3)
firmanNya,
فَاصْدَعْ بِمَا تُؤْمَرُ وَأعْرِضْ عَنِ المُشْرِكِيْنَ
“Dan
sampaikanlah olehmu secara terang-terangan segala apa yang diperintahkan
(kepadamu) dan berpalinglah dari orang-orang musyrik.” (QS. Al-Hijr ayat 94)
Dan firmanNya,
وَأنْذِرْ
عَشِيْرَتَكَ الأقْرَبيْنَ، وَاخْفِضْ جَنَاحَكَ لِمَنِ اتّبَعَكَ مِنَ
المُؤْمِنِيْنَ، فَإنْ عَصَوْكَ فَقُلْ إنِّيْ بَرِيءٌ مِمَّا تَعْمَلُوْنَ
“Dan
berilah peringatan kepada kerabat-kerabatmu yang terdekat, dan
rendahkanlah dirimu terhadap orang-orang yang mengikutimu, yaitu
orang-orang yang beriman. Jika mereka mendurhakaimu, maka katakanlah :
Sesungguhnya aku tidak bertanggung jawab terhadap apa yang kamu kerjakan.”(QS. Asy-Syu’araa ayat 214-216)
Ibnu Ishaq dan al-Waqidi menyebutkan bahwa fase ini berlangsung selama tiga tahun. Nabi ﷺ berusaha keras untuk mendakwahi orang yang dominan dalam persangkaannya
akan mau menerima agama ini dan merahasiakannya. Ini adalah strategi
untuk kemaslahatan dakwah.
Beliau mengajak istrinya, Khadijah, dan
mendakwahi sahabat dekatnya, Abu Bakr bin Abi Quhafah. Dengan berkah keislaman Abu Bakr,
masuklah ke dalam agama ini sekelompok orang yang diberkahi, generasi
awal dari kelompok yang mula-mula masuk dalam agama Allah (as Sâbiqûn al Awwalûn), radhiyallahu ‘anhum ajma’in.
Diantara mereka itu adalah Utsman bin Affan, az-Zubair bin al-Awwam,
Abdurrahman bin Auf az-Zuhri, Sa’ad bin Abi Waqqash dan Thalhah bin Ubaidillah.
Mereka ini, yang masuk Islam melalui tangan Abu Bakr, termasuk sepuluh
Shahabat yang dijamin Surga.
Yang
mula-mula memeluk agama Allah dari kalangan anak-anak adalah Ali bin Abi
Thalib yang saat itu berumur delapan tahun atau lebih sedikit dari itu.
Termasuk dalam anugerah kemuliaan untuknya karena ia berada dalam
asuhan Rasulullah ﷺ . yang pertama masuk Islam dari kalangan budak dan hamba sahaya adalah Zaid bin Haritsah, orang yang sangat dicintai Rasulullah ﷺ .
Setelah
mereka, masuk ke dalam agama Allah ini gelombang berikutnya yang
menyusul dalam kebahagiaan iman dan ibadah. Generasi Islam yang sangat
mulia, diantaranya Abu Ubaidah bin al-Jarrah, Sa’id bin Zaid, Khabbab
bin al-Arats, Abdullah bin Mas’ud, Asma’ dan Aisyah, dua putri Abu Bakr,
radhiyallahu ‘anhum. Aisyah saat itu masih seorang gadis kecil, sementara Asma telah menikah dengan az-Zubair bin al-Awwam.
Kemudian
gelombang berikutnya lagi; Ja’far bin Abi Thalib bersama istrinya Asma’
bintu Umais, al-Arqam bin Abi al-Arqam, Utsman bin Madzh’un, Ammar bin
Yasir dan Shuhaib bin Sinan ar-Rumi, radhiyallahu ‘anhum.
Dakwah
pada fase ini tidak dilakukan secara terang-terangan di tempat-tempat
perkumpulan atau majelis-majelis. Semuanya dilakukan secara personal dan
bersandar pada kepandaian da’i dalam melihat peluang dalam diri
mad’unya.
Pada fase Makkah ini juga -sebagaimana terlihat dari nama-nama generasi permulaan para shahabat- Islam tersebar di semua klan suku-suku Quraisy secara merata dan tidak secara khusus menjadi bagian suku tertentu saja. Fenomena ini jelas menyelisi karakter kehidupan kesukuan di kota Makkah saat itu.
Abu Bakr berasal dari Bani Taim, Utsman dari Bani Umayyah, az-Zubair dari Bani Asad, Ali dari Bani Hasyim, Abdurrahman bin Auf dari Bani Zuhrah, Sa'id bin Zaid dari Bani Adiy, Utsman bin Madzh'un dari Bani Jumah, dan bahkan sebagian mereka pada fase dakwah ini bukan berasal dari Quraisy.
Abdullah bin Mas'ud dari Hudzail, Ammar bin Yasir dari 'Ans dari Mudzhij, Zaid bin Haritsah dari Bani Kalb, 'Amr bin 'Abasah dari Sulaim, Shuhaib dari Bani an-Namr bin Qasith.
Sejak permulaan dakwah, telah jelas bahwa Islam tidak khusus untuk penduduk Makkah dan Quraisy.
0 tanggapan:
Posting Komentar