Rasulullah Muhammad ﷺ
diutus untuk dua alam, jin dan manusia. Jin adalah makhluk yang
tertutup dari pandangan manusia, walaupun mereka memiliki kemampuan
untuk membentuk wujud yang bermacam-macam.
Al-Quran dan as-Sunnah telah memberitakan tentang sekelompok jin yang melihat Rasulullah ﷺ
di Nakhlah ketika beliau sedang menuju Ukkazh –dan sebelumnya, bangsa
jin telah dihalang-halangi untuk mencuri-curi berita di langit dan
mereka berpencar ke seluruh penjuru bumi untuk mencari sebabnya. Mereka
mendengarkan beliau membaca al-Quran ketika mengimami
shahabat-shahabatnya pada shalat Fajar, mereka beriman padanya dan
kembali kepada kaumnya dan berkata,
إنَّا سَمِعْنَا قُرْآنًا عَجَبًا يَهْدِي إلىَ الرُشْدِ فَآمَنَّا بِهِ وَلَنْ نُشْرِكَ بِرَبِّنَا أحَدًا
“Sesungguhnya
kami telah mendengarkan al-Quran yang menakjubkan, (yang) memberi
petunjuk kepada jalan yang benar, lalu kami beriman kepadanya. Dan kami
sekali-kali tidak akan mempersekutukan sesuatu pun dengan Rabb kami.” (QS. Al-Jinn ayat 1-2)
Maka Allah akhirnya menurunkan kepada nabiNya surat al-Jinn.
Allah
hanya mewahyukan kepadanya perkataan jin dan beliau tidak melihat mereka
dan tidak juga sengaja memperdengarkan al-Quran kepada mereka. Setelah
peristiwa itu, jin mengundang Rasulullah ﷺ
sekali lagi ketika beliau sedang berdiam di luar Makkah dengan beberapa
shahabatnya. Beliau pun pergi bersama mereka, memperdengarkan al-Quran
kepada mereka dan memperlihatkan kepada para shahabat jejak-jejak mereka
dan bekas api-api mereka.
(Sumber : as-Sîrah an-Nabawiyyah ash-Shahîhah, Dr. Akram Dhiya’ al-Umari)
0 tanggapan:
Posting Komentar