Diantara
prinsip aqidah as-Salaf ash-Shalih, Ahlussunnah wal Jama’ah; mereka
memandang wajibnya mematuhi dan mentaati para penguasa kaum muslimin
selama mereka tidak menyuruh kepada maksiat terhadap Allah Ta’ala.
Jika
mereka menyuruh kepada perkara maksiat, tidak boleh mentaati perintah
mereka dalam perkara tersebut, namun tetap wajib tunduk dan patuh dalam
perkara-perkara lainnya.
Prinsip
ini, yaitu taat kepada para penguasa muslim dalam perkara yang ma’ruf,
adalah sebuah prinsip yang sangat agung dan mendasar dalam aqidah Islam.
Karenanya, ulama Salaf memasukkannya dalam bagian prinsip-prinsip dasar
aqidah. Hampir tidak ada satu buku aqidah yang ditulis oleh para imam,
melainkan padanya terdapat penyebutan dan penjelasan dari prinsip
tersebut.
Ketaatan
terhadap penguasa ini adalah kewajiban syar’i bagi setiap muslim, tidak
akan terwujud ketenangan dan stabilitas dalam sebuah negara tanpa adanya
ketaatan terhadap penguasa.
Allah Ta’ala berfirman,
يَا
أَيُّهَا الَّذِيْنَ آمَنُوا أطِيْعُوا اللهَ وَأَطِيْعُوا الرَسُوْلَ
وَأُولِى الأمْرِ مِنْكُمْ، فَإِن تَنَازَعْتُم فِي شَيْءٍ فَرُدُّوهُ
إِلىَ اللهِ وَالرَّسُولِ إِنْ كُنْتُمْ تُؤْمِنُوْنَ بِاللهِ وَاليَوْمِ
الآخِرِ ذَلِكَ خَيْرٌ وَأَحْسَنُ تَاْوِيْلاً
“Hai
orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah rasul, dan ulil
amri diantara kamu. Kemudian jika kamu berselisih pendapat tentang
sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah dan rasul jika kamu
benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu
lebih utama (bagimu) dan lebih baik akibatnya.” (QS. An-Nisa’ ayat 59).
Dan dalam hadits-hadits shahih;
Abu Bakrah radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan dari Nabi ﷺ, beliau bersabda,
إن السلطان ظل الله فى الأرض، فمن أكرمه أكرمه الله و من أهانه أهانه الله
“Sesungguhnya
penguasa adalah naungan Allah di muka bumi. Siapa yang memuliakan
penguasa, niscaya Allah akan memuliakannya, dan siapa yang menghinakan
penguasa, niscaya Allah akan menghinakannya.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim, dishahihkan Al-Albani).
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda,
من أطاعني فقد أطاع الله، ومن يطع الأمير فقد أطاعني، ومن يعصى الامير فقد عصاني
“Barangsiapa
yang taat kepadaku, maka sungguh dia telah taat kepada Allah.
Barangsiapa taat kepada penguasa, maka dia telah taat kepadaku. Dan
barangsiapa yang membangkang kepada penguasa maka dia telah bermaksiat
kepadaku.” (HR. Al-Bukhari dan Muslim).
Dari ‘Auf bin Malik radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Rasulullah ﷺ bersabda,
ألا من ولي عليه والٍ فرآه يأتي شيئا من معصية الله فليكره الذي يأتي من معصية الله ولا ينزع يدا من طاعة
“Ketahuilah,
barangsiapa yang berkuasa atasnya seorang pemimpin, dan dia melihatnya
melakukan sesuatu perbuatan maksiat kepada Allah, maka bencilah
perbuatannya tersebut dan jangan melepaskan tangan dari ketaatan!” (HR. Muslim).
Beliau ﷺ bersabda kepada Hudzaifah radhiyallahu ‘anhu,
تسمع وتطيع للأمير وإن ضُرب ظهرك وَأُخِذَ مالُك، فاسمعْ وأطعْ
“Engkau mendengar dan taat kepada penguasa, walaupun punggungmu dicambuk dan hartamu dirampas. Dengar dan taatlah!” (HR. Muslim).
Dan pesan beliau ﷺ kepada para shahabatnya,
اسمعوا وأطيعوا وإن استعمل عليكم عبدٌ حبشيٌّ كأن رأسه زبيبة
“Mendengar dan taatlah, walaupun berkuasa atas kalian seorang budak Habasyi seakan-akan kepalanya seperti anggur kering.” (HR. Al-Bukhary).
0 tanggapan:
Posting Komentar