Sponsors

10 Juni 2012

Disiplin Ruhiyah dan Fighting Spirit

Ada dua hal yang seharusnya menjadi aktivitas rutin setiap proklamator kebenaran. Senantiasa menjaga disiplin ruhiyahnya dan memiliki fighting spirit (motivasi dan semangat berjuang yang kuat) dalam menjaga karakter militan dan menunaikan kewajibannya.


Disiplin Ruhiyah

Setiap kita yang berjalan di atas jalan perjuangan mutlak memiliki persiapan diri yang optimal. Bekalan fisik saja tidaklah cukup, melainkan perlu kesiapan ruhiyah yang prima. Salah satu syarat penting terjaganya militansi adalah kuatnya hubungan dan keyakinan dengan Kebesaran Allah Ta’ala. Kita harus meyakini bahwa setiap kali kita melakukan sebuah bentuk kesia-siaan, setiap itu pula terjadi penurunan kadar militansi dalam diri kita. Inilah rahasia besar militansi seorang pejuang. Menyandarkan kekuatan dirinya dari kekuatan menjaga hubungannya dengan Allah Ta’ala.

Maka lihatlah kondisi kita hari ini. Sebesar apa persiapan ruhiyah yang kita lakukan dalam menjalani kerasnya pertarungan. Lihatlah bagaimana lingkungan menjebak dan melemahkan setiap upaya penghambaan diri serta saudara kita. Lalu bagaimana mungkin kita bisa bertahan dan ikut menjadi sandaran saudara-saudara kita, ketika diri sendiri diselimuti kelemahan iman dan keyakinan yang tipis akan pertolongan Allah Yang Maha Perkasa.

Dengan demikian, disiplin ruhiyah dengan agenda-agenda penguatannya menjadi sebuah kebutuhan. Takarlah sendiri kebutuhan ruhiyah kita. Kita tetapkan waktunya kemudian kita jalankan dengan segenap kesungguhan. Selama ini belum menjadi prioritas penting dalam diri kita, maka militansi kita pun masih dalam kondisi dipertanyakan. Lantas bagaimana kita mesti menghadap kepada Allah untuk menjelaskan status kita sebagai da’i. 


Fighting Spirit

Lebih bermakna sebagai keteguhan sikap untuk totalitas dalam menjalankan amanah dakwah. Ada perasaan bangga dengan keimanan yang dimiliki, serta menginginkan setiap diri di sekitar kita memiliki hal yang sama. Selain itu ada semangat untuk melakukan beragam upaya demi mencapai tujuan dakwah.

Semangat seperti ini juga diarahkan untuk senantiasa membawa frame dakwah dalam setiap aktivitas kehidupan. Selalu mampu mencari peluang-peluang dakwah dalam semua keadaan di sekitar kita. Dan merumuskannya untuk mencapai target tertinggi.

Fighting spirit lebih bermakna sebagai perasaan yang tidak cepat puas dengan hasil dakwah yang dicapai. Terutama jika hasil tersebut diperoleh belum dengan usaha maksimal. Senantiasa menganggap bahwa untuk setiap kemungkaran maka prioritasnya adalah merubah dengan tangan. Tidak menjadi mudah untuk sekedar membenci dengan hati, ketika tahu ada peluang untuk berbuat lebih dari itu. Sehingga tujuan aktivitasnya adalah mencapai yang terbaik yang bisa dicapai.

 *****

Dua hal sederhana inilah yang senantiasa ada dalam diri seorang da’i militan. Kuat hubungannya dengan Allah dan besar semangatnya dalam beramal. Setiap dua hal tersebut terjaga dalam diri, maka biarkanlah lingkungan ini berubah, menjadi baik atau buruk, diri kita tetap akan bertahan dengan nilai militansi yang tidak akan berkurang sedikitpun. Inilah yang ada dalam diri para shahabat Rasulullah dan generasi-generasi awal dakwah. Dipentaskan dalam kehidupan untuk menjadi contoh buat generasi selanjutnya. Maka apakah kita akan ikut melemah dengan kelemahan lingkungan kita. Akankah kita ikut tercemar semua pengaruh buruk budaya yang kini mewarnai kehidupan. Akankah kita ikut gugur bersama tumbangnya saudara-saudara yang dulu pernah dekat dengan kita dalam dakwah. Ataukah kita membuktikan bahwa kita berbeda dengan mereka. Bahwa kitalah pewaris generasi perkasa. Yang akan dihimpun Allah dalam barisan di bawah bendera Abu Bakar as-Shiddiq radhiallahu ‘anhu di padang perhitungan.

Sekarang saatnya pembuktian. Saatnya menjadi berbeda dengan semua generasi lemah. Saatnya mengambil kesempatan untuk bergabung dengan barisan kemenangan. Biarkan saja semua yang lemah. Biarkan saja mereka yang tipis keyakinannya. Tinggalkan saja mereka yang besar keraguannya. Komitmen militansi kita tegas, "Jika hanya ada satu orang yang harus berjihad di jalan Allah kalian akan menemukan akulah orangnya".


Wallahu a’lam bish shawwab. 
 

0 tanggapan:

Posting Komentar