Sponsors

30 Juni 2012

Antara Musa dan Yunus 'alaihimassalam

Berkata Imam Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitab "Madârij as-Sâlikîn Baina Manâzil Iyyâka Na’budu wa Iyyâka Nasta’în" :


Aku mendengar Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah –semoga Allah mensucikan ruhnya- berkata :

"Lihatlah kepada Musa –shalawat dan salam dari Allah untuknya-; ia telah melempar lempengan-lempengan yang tertulis padanya firman Allah yang dituliskan-Nya dengan Tangan-Nya hingga hancur berkeping-keping, menarik janggut seorang nabi yang sepertinya yaitu Harun, menampar mata Malaikat Maut hingga lepas dan 'mengkritik' Rabb-nya saat malam Isra’ dalam persoalan Muhammad; sementara Rabb-nya menanggung semua itu untuknya, mencintainya dan memuliakannya, karena ia telah berjuang untuk Allah dengan perjuangan yang besar dalam menghadapi musuh terbesar-Nya, menyampaikan perintah-Nya dan memperbaiki bangsa Koptik (Qibti) dan Bani Israil dengan sekuat tenaga. Perkara-perkara ini ibaratnya sehelai rambut di tengah lautan yang luas.

 
Dan lihatlah kepada Yunus bin Matta 'alaihissalam yang tidak memiliki kedudukan sebagaimana halnya Musa. Ia telah membuat marah Rabb-nya sekali saja, maka Rabb-nya menghukumnya dan mengurungnya di perut ikan. Rabb-nya tidak menanggung untuknya seperti yang Dia tanggung untuk Musa". 


Sangat jauh perbedaan antara orang yang datang dengan sebuah kesalahan sementara dia tidak memiliki kebaikan-kebaikan yang bisa memberikan syafaat untuknya, dan orang yang datang dengan sebuah kesalahan kemudian datanglah kebaikan-kebaikannya sebagai pemberi syafa’at. Sebagaimana dikatakan :

وإذا الحبيب أتى بذنبٍ واحـــدٍ # جـاءتْ محـاسنه بألفِ شفيــعٍ

Jika seorang kekasih datang dengan sebuah dosa
Datanglah kebaikan-kebaikannya dengan seribu syafa’at
 

Amal-amal shalih akan menjadi syafa’at bagi pemiliknya di sisi Allah dan menjadi pengingat baginya jika dia terjatuh pada kesulitan. Allah Ta’ala berfirman tentang Dzun Nun (Yunus ‘alaihissalam) :

فلولا أنه كان من المسبحين، للبث في بطنه إلى يوم يبعثون

"Maka kalau sekiranya dia tidak termasuk orang-orang yang banyak mengingat Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di perut ikan itu sampai hari berbangkit". (QS. Ash-Shaaffaat ayat 143-144)

Dan (tentang) Fir’aun, karena dia tidak memiliki kebaikan yang mendahuluinya untuk menjadi syafa’at baginya, ia berkata :

آمنتُ أنه لا إله إلا الذي آمنتْ به بنو إسرائيل

"Aku beriman bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang diimani oleh Bani Israil..

Maka Jibril berkata kepadanya :

الآنَ و قدْ عصيتَ قبلُ و كنتَ من المفسدين

"Apakah sekarang (baru kamu beriman), padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu, dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan". (Lihat QS. Yunus ayat 90 dan 91)


(Sumber : Tahdzîb Madârij as Sâlikîn, oleh Abdul Mun’im Shalih al ‘Uliy al ‘Izzi, hal. 296-297)


******

Sahabat,

Bekerja, berjuang dan persembahkanlah yang terbaik untuk Allah dan agama-Nya, barangkali saja Dia berkenan memaafkan segala kekurangan kita dalam penghambaan kita terhadap-Nya...        

0 tanggapan:

Posting Komentar