Sponsors

11 Juni 2012

Wahai Putriku...

Putriku Tercinta...

Aku seorang yang telah berusia hampir 50 tahun. Hilang sudah masa remaja, impian dan khayalan. Aku telah mengunjungi banyak negeri, dan menjumpai banyak orang. Aku telah merasakan pahit  getirnya dunia. Oleh karena itu, dengarkanlah nasehat-nasehatku.

Kami telah menulis dan mengajak kepada perbaikan moral sampai pena menjadi tumpul, mulut letih dan kami tidak menghasilkan apa-apa. Keburukan semakin bertambah. Para wanita keluar dengan pakaian merangsang tanpa rasa malu lagi. Kami belum menemukan jalan untuk memperbaikinya. Semuanya kembali kepadamu. Kuncinya ada di tanganmu.



 
Siapa Penyebabnya?

Benar, lelakilah yang memulai langkah pertama dalam lorong dosa. Tetapi, jika engkau tidak setuju, dia tidak akan berani. Andaikan bukan karena sikap lemah lembutmu dihadapannya, niscaya dia tidak akan bertambah parah. Engkaulah yang membuka pintu dan mempersilahkan dia masuk. Ketika dia telah mencuri, engkau berteriak : Maling... maling... tolong...!

Demi Allah... dalam khayalan seorang pemuda, dia tidak melihat seorang gadis kecuali dia telah telanjangi pakaiannya. Begitulah, jangan engkau percaya apa yang dikatakannya bahwa dia tidak akan melihat seorang gadis kecuali akhlaknya. Dia akan berbicara kepadamu sebagai seorang sahabat.

Demi Allah... dia berdusta! Senyuman yang diberikan pemuda itu kepadamu, kehalusan budi bahasa dan perhatiannya, semua itu tidak lain hanyalah perangkap rayuan untuk mencapai tujuannya. Setelah itu apa yang terjadi? Apa, wahai putriku?

Kalian berdua sesaat berada dalam kenikmatan. Kemudian engkau ditinggalkan, dan selamanya engkau akan merasakan penderitaan akibat kenikmatan itu. Pemuda tadi akan mencari mangsa lain, sementara engkaulah yang menanggung beban kehamilan dalam perutmu. Jiwamu menangis, wajahmu tercoreng. Selama hidupmu, engkau akan berkubang dalam kehinaan.



Seandainya...

Seandainya saja, ketika pertama kali bertemu engkau palingkan wajahmu dan menghindarinya; jika saja ketika dia merayumu, engkau lepaskan sepatumu dan engkau lemparkan ke wajahnya; jika saja semua ini engkau lakukan, niscaya semua orang akan membelamu dan anak-anak nakal itu tidak akan mengganggu gadis-gadis lagi. Jika saja pemuda itu benar-benar menginginkan kebaikan, maka dia akan mendatangi orang tuamu untuk melamarmu secara baik-baik.


Cita-cita wanita tertinggi adalah pernikahan. Wanita, bagaimana pun juga status sosial, kekayaan, popularitas dan prestasinya;  sesuatu yang sangat didambakannya adalah menjadi istri yang baik serta ibu rumah tangga yang terhormat.

Tidak ada seorang pun yang mau menikahi wanita yang buruk. Seorang lelaki hidung belang ketika akan menikah tidak akan memilih wanita nakal. Dia akan memilih wanita yang baik-baik, karena dia tidak akan rela bila istrinya dan ibu anak-anaknya adalah seorang wanita yang tidak bermoral.



Emansipasi

Mereka yang suka menggembar-gemborkan emansipasi dan pergaulan bebas atas nama kemajuan adalah pembohong jika dilihat dari dua sebab :

Pertama; semua itu mereka lakukan untuk memberikan kepuasan pada diri mereka, memberikan kenikmatan untuk melihat anggota-anggota tubuh yang terbuka, dan kenikmatan-kenikmatan lain yang mereka bayangkan. Mereka tidak berani berterus terang. Oleh karena itu, mereka memakai kedok dengan menggunakan kalimat-kalimat yang  mengagumkan yang tidak memiliki arti sama sekali; kemajuan, modernisasi, kehidupan bebas, dan seterusnya.

Kedua; mereka berdusta karena mereka menjadikan Eropa sebagai kiblat. Mereka tidak bisa melihat kebenaran kecuali apa yang datang dari Paris, London, Berlin dan New York. Sekalipun itu berupa dansa, pergaulan bebas, pamer aurat dan telanjang. Itulah kebenaran. Sementara kebatilan menurut mereka  adalah segala sesuatu yang datang dari Timur, sekolah-sekolah Islam dan masjid-masjid, walaupun itu berupa kehormatan, kemuliaan, kesucian dan petunjuk. Kata mereka, pergaulan bebas itu dapat mengurangi nafsu birahi dan menekan libido seksual. Untuk menjawab ini Saya serahkan pada mereka yang telah mencoba pergaulan bebas di sekolah-sekolah, seperti Rusia yang atheis dan jauh dari agama. Bukankah mereka telah meninggalkan percobaan ini setelah melihat bahwa hal tersebut sangat-sangat merusak?!


Saya tidak berbicara dengan para pemuda. Saya tidak mau mereka mendengar. Saya tahu, mereka akan mencemooh saya karena telah menghalangi mereka dari kenikmatan. Saya hanya berbicara kepada kalian, putri-putriku. Ketahuilah wahai putriku, yang akan menjadi korban semua ini adalah engkau.

Bila seorang gadis telah jatuh, tak seorang pun diantara mereka yang mau menyingsingkan lengannya untuk mengangkatmu dari lembah kehinaan. Mereka hanya memperebutkan kecantikan si gadis, apabila telah hilang manisnya, mereka pergi meninggalkannya persis seperti anjing yang meninggalkan bangkai yang tidak tersisa dagingnya sedikit pun.


Inilah nasehatku padamu. Inilah kebenaran. Selain ini jangan percaya. Sadarlah bahwa di tanganmulah -bukan di tangan kami kaum laki-laki- kunci pintu perbaikan. Perbaikilah diri kalian, niscaya ummat ini akan menjadi baik.



Sumber : "Ya Ibnati", karya Syaikh Ali Thantawi rahimahullahu              

0 tanggapan:

Posting Komentar