Sponsors

29 Januari 2016

Enggan Mengatakan Dirinya Seorang Salafy

Pertanyaan :

Sebagian ikhwah da'i kami mengatakan : "Saya enggan untuk mengatakan : Saya salafy", khawatir jika manusia akan melihat padanya dengan pandangan hizbiyyah. Apakah ucapan ini benar? Ataukah wajib bagi saya menjelaskan kepada manusia tentang Salafiyyah?

Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani rahimahullahu menjelaskan :

Telah terjadi diskusi antara saya dan seorang penulis Islam yang mereka itu bersama kita diatas al-Kitab dan as-Sunnah. Saya berharap saudara-saudara kami penuntut ilmu untuk mengingat diskusi ini, karena buahnya sangatlah penting.

Saya berkata padanya : "Jika seseorang bertanya kepadamu : Apakah mazhabmu? Bagaimana jawabanmu?"

Ia menjawab : "Muslim."

Saya katakan : "Jawaban itu salah!"

Ia bertanya : "Mengapa?"

Saya katakan : "Jika ada yang bertanya padamu : Apakah agamamu?"

Ia mengatakan : "Saya muslim."

Saya jelaskan : "Saya, pertama tadi tidak bertanya tentang agamamu. Saya bertanya tentang mazhabmu. Anda mengetahui bahwa di dunia Islam hari ini, terdapat mazhab-mazhab yang sangat banyak sekali. Anda bersama kami dalam menghukumi sebagiannya bukanlah bagian dari Islam ini secara mutlak, seperti (sekte-sekte) Duruz –misalkan-, Isma'iliyyah, 'Alawiyyah dan yang semacamnya. Walaupun demikian, mereka semua mengatakan : 'Kami muslim'. Disana ada saja sebagian kelompok yang tidak mengatakan bahwa sekte-sekte itu telah keluar dari Islam. Namun tidak diragukan bahwa dia masuk dalam sekte-sekte sesat yang dalam banyak persoalan telah keluar dari ajaran al-Kitab dan as-Sunnah, seperti Mu'tazilah, Khawarij, Murji'ah, Jabariyah dan yang semacamnya. Bagaimana pendapatmu, apakah yang seperti ini ada padamu pada hari ini atau tidak?"
Ia berkata : "Iya…"

Saya berkata : "Jika kita bertanya kepada seseorang dari mereka : Apa mazhabmu?; niscaya dia akan menjawab dengan hati-hati : Saya muslim! ... Anda muslim dan dia pun muslim. Jadi, kami ingin Anda menjelaskan dalam jawabanmu itu tentang mazhabmu setelah Islammu dan agamamu."

Ia menjawab : "Kalau begitu, mazhabku adalah al-Kitab adan as-Sunnah."

Saya katakan : "Jawaban ini juga tidaklah cukup!"

Ia bertanya : "Mengapa?"

Saya katakan : "Karena orang-orang yang telah kita sebutkan tadi, mereka akan mengatakan tentang diri-diri mereka bahwa mereka adalah kaum muslimin, dan tidak seorang pun akan berkata : Saya tidak berada diatas al-Kitab dan as-Sunnah! Misalkan saja, apakah Syi'ah mengatakan : 'Kami berseberangan dengan al-Kitab dan as-Sunnah?' Bahkan mereka akan mengatakan : 'Kami berada diatas al-Kitab dan as-Sunnah… Kalianlah yang telah menyimpang dari al-Kitab dan as-Sunnah!'

Maka, tidak cukup, wahai Ustadz, untuk mengatakan : Saya muslim diatas al-Kitab dan as-Sunnah. Tidak boleh tidak, harus ada tambahan lain. Bagaimana pendapat Anda, apakah boleh kita memahami al-Kitab dan as-Sunnah dengan pemahaman baru, ataukah kita wajib komitmen dalam memahami al-Kitab dan as-Sunnah menurut pemahaman as-Salaf ash-Shalih?"

Ia menjawab : "Mesti seperti itu."

Saya bertanya : "Apakah Anda meyakini bahwa pengikut-pengikut mazhab-mazhab lain, mereka yang keluar dari Islam dan mendakwakan Islam, dan orang yang masih berada dalam lingkaran Islam akan tetapi dia menyimpang pada sebagian hukum-hukumnya; apakah Anda meyakini bahwa mereka mengatakan bersama Anda dan saya : Kita berada diatas al-Kitab dan as-Sunnah, dan diatas manhaj as-Salaf ash-Shalih?"

Ia menjawab : "Tidak. Mereka tidak bersama kita."

Saya katakan : "Kalau demikian, Anda tidak cukup mengatakan : Saya berada diatas al-Kitab dan as-Sunnah. Mesti ada tambahan lain."

Ia berkata : "Benar."

Saya berkata : "Kalau begitu, Anda akan mengatakan : 'Diatas al-Kitab dan as-Sunnah, dan diatas manhaj as-Salaf ash-Shalih'. Sekarang, kita akan datang kepada sebuah kata ringkas. Saya katakan padanya, dan ia adalah seorang sastrawan dan penulis, apakah ada satu kalimat dalam bahasa Arab yang bisa mengumpulkan untuk kita isyarat seluruh kata-kata itu; muslim, diatas al-Kitab dan as-Sunnah, dan manhaj as-Salaf ash-Shalih, misalkan : Saya Salafy?"

Ia menjawab : "Memang seperti itu…"

(Jawaban) saya pun jatuh di tangannya. Inilah jawabannya. Jika seseorang mengingkarimu, katakanlah padanya seperti ucapan ini yang telah kami sebutkan : "Engkau siapa?" Dia akan menjawabmu : "Muslim." … dan sempurnakan diskusi itu bersamanya…

Subhânaka_Llâhumma wa bihamdik, asy-hadu an lâ ilâha illâ Anta, astaghfiruka wa atûbu ilaik.


(Dari rekaman kaset berjudul : Hukm Ta'addud al Jamâ'ât al Hizbiyyah)

0 tanggapan:

Posting Komentar