Sponsors

18 Agustus 2012

Adab-Adab Keluar Menuju Shalat Ied

Sebentar lagi kita akan segera berjumpa dengan Idul Fitri yang penuh berkah. Setiap kita tentu bahagia dengan datangnya hari tersebut, walaupun di sisi lain, kita juga harus bersedih dengan berakhirnya bulan yang sangat mulia, bulan Ramadhan. Semoga Allah menerima segala amal shalih kita di bulan tersebut, dan menjadikan kita sebagai hamba-hamba-Nya yang bertakwa dan telah diampuni-Nya pada hari yang fitri nanti.

Nah, apa saja yang mesti dilakukan seorang muslim saat datangnya hari bahagia tersebut? Berikut ini adalah beberapa adab saat kita pergi menuju shalat Ied, semoga saja kita dapat beramal sesuai petunjuk Sunnah Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.

******

1. Dianjurkan untuk Mandi

Diriwayatkan dari Nafi' bahwasannya Ibnu Umar mandi pada hari Idul Fitri sebelum beliau keluar menuju mushalla (tanah lapang). [Riwayat Imam Malik]

Ali bin Abi Thalib radhiyallahu ‘anhu ditanya tentang mandi (yang disyariatkan), maka ia berkata : “(Mandi pada) hari Jumat, hari Arafah, hari an-Nahr (Adha) dan hari (Idul) Fitri”. [Diriwayatkan oleh asy Syafi’i]


2. Berhias dan Mengenakan Pakaian yang Terbaik

Dalam hadits Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma disebutkan bahwa Umar mengambil sebuah jubah yang dijual di pasar, dan membawanya kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia berkata : “ Wahai Rasulullah, belilah ini. Berhiaslah dengannya pada hari Ied dan saat menerima utusan…”. [Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim]

Dari hadits ini diketahui bahwa berhias pada hari Ied adalah kebiasaan yang sudah dikenal di kalangan mereka, dan tidak diingkari oleh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. [Hâsyiyah as Sindi ‘alâ an Nasâ-i, III/181]


3. Makan sebelum Keluar Menuju Mushalla

Dari Anas radhiyallahu ‘anhu ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar pada hari Idul Fitri sampai beliau makan beberapa butir kurma”. [Terjemah HR. al Bukhary, at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]

Dari Buraidah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tidak keluar pada hari Idul Fitri hingga beliau makan, dan pada hari Qurban, beliau tidak makan sampai beliau kembali dan makan dari hewan sembelihannya”. [Terjemah hadits hasan, riwayat at Tirmidzi, Ibnu Majah dan Ahmad]


4. Bertakbir saat Berjalan Menuju Mushalla

Allah Ta’ala berfirman :

وَلِتكْمِلوُا العِدَّةَ وَلِتكبِّرُوا اللهَ عَلىَ مَا هَدَاكمْ وَلَعَلكُمْ تَشْكُرُوْنَ

Dan cukupkanlah bilangannya, dan agungkanlah Allah atas petunjuk yang diberikan kepadamu supaya kamu bersyukur”. [QS. 2 : 185] 

Disebutkan dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bahwa beliau keluar pada hari Idul Fitri, beliau bertakbir sampai tiba di mushalla, dan sampai beliau menyelesaikan shalat. Jika telah melaksanakan shalat, beliau berhenti bertakbir. [Terjemah HR. Ibnu Abi Syaibah. Hadits mursal namun memiliki beberapa penguat]

Dari Ibnu Umar : Bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam keluar pada dua Ied bersama al-Fadhl ibnu Abbas, Abdullah ibnul Abbas, Ali, Ja’far, al-Hasan, al-Husain, Usamah bin Zaid, Zaid bin Haritsah dan Aiman ibnu Ummi Aiman, dan beliau meninggikan suaranya dengan tahlil dan takbir. [Terjemah HR. al-Baihaqi dan dihasankan oleh al-Albani]

Bagaimana Anda Bertakbir?

Tidak ada hadits marfu’ yang sah dari Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam tentang lafadz atau redaksi takbir. Namun diriwayatkan dengan jalan periwayatan yang sah dari Ibnu Mas’ud radhiyallahu ‘anhu bahwa beliau mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر، لا إله إلا الله، و الله أكبر، الله أكبر و لله الحمد

Allahu akbar, Allahu akbar, tiada Tuhan (yang hak) kecuali Allah dan Allah Maha Besar, Allah Maha Besar dan untuk Allah segala pujian”. [Diriwayatkan Imam Ibnu Abi Syaibah dengan sanad yang shahih]. 

Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma mengucapkan :

الله أكبر الله أكبر، الله أكبر و لله الحمد، الله أكبر و أجل، الله أكبر على ما هدانا

Allahu akbar, Allahu akbar, Allah Maha Besar dan bagi Allah segala pujian, Allah Maha Besar dan Maha Agung, Allah Maha Besar atas petunjuk-Nya kepada kami”. [Riwayat Imam al-Baihaqi dengan sanad yang shahih]

Dan diriwayatkan dari Salman radhiyallahu ‘anhu, ia berkata :

كبروا : الله أكبر، الله أكبر، الله أكبر كبيرا

Bertakbirlah! : Allahu akbar, Allahu akbar, Allahu akbar kabiira”. [Riwayat Imam al-Baihaqi dengan sanad yang shahih]

Faedah : Imam al-Hafidz Ibnu Hajar berkata dalam Kitab Fathul Bary (II/ 536) : “Pada masa sekarang telah diada-adakan tambahan (dalam takbir) yang tidak ada asal-usulnya (dalam Syariat)”.

Itu di zaman beliau… Bagaimana lagi di masa kita sekarang?! Hanya kepada Allah kita mengadu.


5. Mengajak wanita dan anak-anak menghadiri Ied

Dari Ummu Athiyyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata : Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam memerintahkan kami untuk mengeluarkan mereka pada hari Fitri dan Adha; (yaitu) para wanita, wanita-wanita haid dan gadis-gadis dalam pingitan. Adapun wanita-wanita haid, mereka tidak melaksanakan shalat. Mereka menghadiri kebaikan dan dakwah kaum muslimin. Aku berkata : “Wahai Rasulullah, salah seorang dari kami tidak memiliki jilbab?”. Beliau bersabda : “Hendaknya saudarinya memakaikannya dari jilbabnya (yang lain)”. [Terjemah HR. Al Bukhary dan Muslim]

Wajib bagi kaum wanita untuk menjaga adab-adab keluar rumah, dengan tidak berhias atau memakai wewangian sebagaimana yang telah dimaklumi.


6. Menyelisihi Jalan Menuju Mushalla dan Saat Kembali

Diriwayatkan dari Jabir binAbdillah radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam menyelisihi jalannya pada hari Ied”. [Terjemah HR. al Bukhary]

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika pergi menuju (shalat) Ied maka beliau akan kembali dengan melalui jalan yang bukan jalan yang ditempuhnya saat pergi”. [Terjemah HR. Ibnu Majah dan lain-lain]


7. Dianjurkan Berjalan Menuju Shalat Ied

Dari Ali radhiyallahu ‘anhu ia berkata : “Termasuk sunnah engkau keluar menuju Ied dengan berjalan”. [Riwayat at Tirmidzi, dha’if]

Riwayat diatas dikuatkan dengan hadits Ibnu Umar, bahwa “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam pergi menuju Ied dengan berjalan dan kembali dengan berjalan”. [HR. Ibnu Majah]

Hal ini jika tempat shalatnya dekat dan tidak memberatkan untuk berjalan. Jika membutuhkan kendaraan, maka tidak ada halangan untuk melakukannya.

******

Demikianlah beberapa adab yang sepatutnya diamalkan oleh seorang muslim saat menuju shalat Ied, demi untuk mendapatkan ganjaran pahala dalam mengamalkan Sunnah.
Semoga Allah Yang Maha Mulia memberkahi kaum muslimin di hari Idul Fitri. Taqabbala_Llaahu minnaa wa minkum. Kull 'aam wa antum bikhair...               
______________

Sumber :

Shahîh Fiqh as Sunnah wa Adillatuhu, oleh Abu Mâlik Kamâl as-Sayyid Sâlim

               

0 tanggapan:

Posting Komentar