Sponsors

10 Agustus 2012

Lailatul Qadr

Allah Ta’ala berfirman :

إنا أنزلناه فى ليلة القدر، و ما أدراك ما ليلة القدر، ليلة القدر خير من ألف شهر، تنزل الملائكة و الروح فيها بإذن ربهم من كل أمر، سلام هي حتى مطلع الفجر

Sesungguhnya kami telah menurunkannya (al Quran) pada malam kemuliaan. Dan tahukah kamu apakah malam kemuliaan itu? Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Rabb-nya untuk mengatur segala urusan. Malam itu (penuh) kesejahteraan sampai terbit fajar”. (QS. Al Qadr ayat 1-5)

Surat ini mengandung sejumlah keutamaan bagi malam yang disebut sebagai “Lailah al Qadr” :

1. Allah Ta’ala telah menurunkan al Quran pada malam tersebut, sebagaimana firman-Nya :

إنا أنزلناه فى ليلة مباركة إنا كنا منذرين

Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan”. (QS. Ad Dukhan ayat 3)

2. Allah Ta’ala telah mengagungkan perkara malam tersebut dengan firman-Nya :

و ما أدراك ما ليلة القدر؟

Dan tahukah kamu apa malam kemuliaan itu?

3. Ibadah pada malam kemuliaan itu lebih baik daripada beribadah pada seribu bulan yang tidak ada padanya malam tersebut.

4. Para malaikat turun pada malam kemuliaan, yang dikatakan bahwa mereka turun dengan membawa kasih sayang, keberkahan dan ketenangan. Tafsiran lain mengatakan bahwa para malaikat turun dengan segala urusan yang Allah telah tetapkan dan takdirkan pada tahun tersebut sebagaimana dalam firman-Nya :

فيها يفرق كل أمر حكيم، أمرا من عندنا إنا كنا مرسلين

Pada malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah. (Yaitu) urusan yang benar dari sisi kami. Sesungguhnya Kami adalah Yang mengutus rasul-rasul”. (QS. Ad Dukhan ayat 4-5)

5. Keselamatan dan kesejahteraan pada malam tersebut meliputi orang-orang yang beriman, yang datang bersama turunnya para malaikat.

Dan Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

من قام ليلة القدر إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa beribadah pada malam kemuliaan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah berlalu”. (HR. al Bukhary dan Muslim)

Semoga Allah mengampuni kita…

*****

Di Malam Apakah Lailatul Qadr?

Tidak diragukan bahwa Lailatul Qadr berada di bulan Ramadhan dengan dalil firman Allah :

إنا أنزلناه فى ليلة القدر

Sesungguhnya Kami telah menurunkannya pada malam kemuliaan”. (al Qadr : 1); dan firman-Nya :

شهر رمضان الذي أنزل فيه القرآن

Bulan Ramadhan yang diturunkan padanya al Quran” (al Baqarah : 185).

Adapun kepastian harinya diperselisihkan oleh para ulama. Imam Ibnu Hajar mengumpulkan lebih dari 40 pendapat dalam masalah tersebut. (Fathul Bary, IV/ 309, cetakan as-Salafiyyah).

Mayoritas ulama mengatakan bahwa malam tersebut berada di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan dengan dalil hadits Abu Sa’id bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

فابتغوها فى العشر الأواخر

… Carilah dia di sepuluh hari terakhir”. (Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim)

Dari pendapat tersebut, sebagian besarnya lagi mengatakan bahwa malam itu berada pada yang ganjil dari sepuluh malam terakhir dengan dalil sabdanya shallallahu ‘alaihi wasallam :

تحروا ليلة القدر فى الوتر من العشر الأواخر

Carilah Lailatul Qadr pada yang ganjil dari sepuluh malam yang terakhir”.  (Terjemah HR. al Bukhary)

 
Dan sebagian besarnya lagi dari pendapat ini menyebutkan bahwa malam itu adalah malam ke 27, dan ini adalah perkataan sebagian shahabat radhiyallahu ‘anhum dan dipastikan oleh sahabat Ubay bin Ka’ab seperti yang disebutkan dalam Shahih Imam Muslim.

Yang nampak dari dalil-dalil tersebut bahwa malam itu dipastikan berada pada yang ganjil dari sepuluh malam yang terakhir dan mungkin saja dia selalu berpindah pada setiap tahunnya. Apa yang dialami oleh Ubay bin Ka’ab di malam ke 27 mungkin saja terjadi pada tahun tersebut namun tidak berarti itu terjadi setiap tahun. Karena Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam pernah mendapatkan Lailatul Qadr dan saat itu bertepatan dengan malam ke 21.

Dalam hadits Abu Sa’id disebutkan bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam berkhutbah dan berkata :

إني أريت ليلة القدر ثم أنسيتها، فالتمسوها فى العشر الأواخر فى الوتر، وإني رأيت أني أسجد فى ماء وطين...

Aku telah melihat Lailatul Qadr kemudian dijadikan lupa tentangnya. Carilah dia pada yang ganjil dari sepuluh malam terakhir. Sungguh aku melihat diriku bersujud di tanah dan air…”.

Berkata Abu Sa’id : “Kami dianugerahi hujan pada malam 21. Masjid pun menjadi becek di tempat shalat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Aku melihat beliau selesai dari shalat subuh sementara wajahnya berlumuran tanah dan air”. (Terjemah HR. al Bukhary dan Muslim)

Hikmah disembunyikannya kepastian malam tersebut agar setiap muslim bekerja keras dan bersungguh-sungguh dalam ibadah kepada Allah pada setiap malamnya, dengan harapan salah satu dari malam-malam tersebut adalah Lailatul Qadr. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

إني خرجت لأخبركم بليلة القدر، فتلاحى فلان وفلان، فرفعت (يعني رُفع علمها)، وعسى أن يكون خيرًا لكم، فالتمسوها...

Sesungguhnya aku telah keluar kepada kalian untuk mengabarkan tentang Lailatul Qadr. Fulan dan fulan pun telah melihatnya. Namun diangkat dariku (yaitu ingatan tentang malam tersebut), barangkali saja itu lebih baik buat kalian. Maka carilah dia…”. (Terjemah HR. al Bukhary)

*****

Tanda-Tanda Lailatul Qadr

Lailatul Qadr memiliki tanda-tanda yang bisa dikenali, seperti :

1. Cuaca cerah dan sejuk. Dari Ibnu Abbas radhiyallahu 'anhuma, ia berkata : Bersabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam :

ليلة القدر ليلة سمحة طلقة لا حارة ولا باردة، تصبح الشمس صبيحتها ضعيفة حمراء 

Lailatul Qadr adalah malam yang damai, cerah, tidak panas dan tidak dingin. Matahari bersinar pada pagi harinya dengan cahaya yang lemah (tidak terik) kemerahan”. (Hadits hasan riwayat ath Thayalisi, Ibnu Khuzaimah dan al Bazzar)

2. Ketenangan dan kedamaian yang dibawa oleh para malaikat sehingga seorang manusia akan merasakan ketenangan hati, kelapangan dada dan kenikmatan beribadah di malam tersebut yang tidak dia dapatkan pada malam-malam yang lain.

3. Terkadang Lailatul Qadr terlihat dalam mimpi seperti yang dialami oleh sebagian Shahabat.

4. Matahari terbit pada pagi harinya dalam keadaan cerah dan tidak terik. Dari Ubay bin Ka’ab bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda :

صبيحة ليلة القدر تطلع الشمس لا شعاع لها كأنها طست حتى ترتفع

Pagi hari dari malam Lailatul Qadr, matahari terbit tanpa cahaya yang terik. Seakan-akan dia sebuah bejana sampai meninggi”. (Terjemah HR. Muslim).

Catatan :

Dikalangan orang awam banyak sekali khurafat dan keyakinan yang keliru berkenaan dengan Lailatul Qadr. Diantaranya ; pohon-pohon bersujud, air yang asin berubah menjadi tawar, anjing berhenti menggonggong pada malam tersebut dan perkara-perkara lainnya yang bisa dipastikan akan kebatilannya.

*****

Bagaimana Seorang Muslim Mencari Lailatu Qadr?
Siapa yang terhalang dari malam yang penuh keberkahan ini, maka sungguh dia telah terhalang dari kebaikan yang banyak. Karenanya, selayaknya seorang muslim menghidupkan malam tersebut dengan penuh keimanan dan keinginan  yang kuat untuk mendapatkan pahalanya yang besar, serta berusaha keras dalam sepuluh terakhir Ramadhan untuk mencontoh Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam. Dari Aisyah radhiyallahu ‘anha ia berkata : “Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersungguh-sungguh padanya dengan apa yang beliau tidak lakukan pada selainnya”. (Terjemah HR. Muslim)

Aisyah juga berkata : “Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam jika masuk sepuluh (terakhir), beliau akan mengencangkan sarungnya, menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya”. (Terjemah HR. Al Bukhary dan Muslim)

Semua itu tentu saja agar seorang muslim layak mendapatkan apa yang dijanjikan Rasul shallallahu ‘alaihi wasallam :

من قام ليلة القدر إيمانا و احتسابا غفر له ما تقدم من ذنبه

Barangsiapa beribadah pada malam kemuliaan dengan penuh keimanan dan mengharapkan pahala, akan diampuni baginya dosa-dosanya yang telah berlalu”. (HR. al Bukhary dan Muslim)   

*****

Doa saat Lailatul Qadr

Sangat dianjurkan untuk memperbanyak doa terutama doa yang disebutkan dalam hadits Aisyah radhiyallahu ‘anha ketika ia berkata : Aku bertanya : “Wahai Rasulullah, bagaimana pendapatmu jika aku beramal pada malam mana saja saat Lailatul Qadr; apa yang aku ucapkan saat itu?”. Beliau bersabda : “ Ucapkanlah,

اللهم إنَّـكَ عَفُـوٌّ تـُحِبُّ العَـفْوَ فَاعْفُ عَنِّـي

allaahumma innaka 'afuwwun tuhibbu_l_'afwa, fa_'fu-'annii

Ya Allah, sesungguhnya Engkau Pemaaf, suka memaafkan, maafkanlah aku…”. (Terjemah HR. at Tirmidzi dan Ibnu Majah)

________________

Sumber :

Shahîh Fiqh as Sunnah wa Adillatuhu wa Taudhîh Madzâhib al A-immah

0 tanggapan:

Posting Komentar