Saya
tidak berpuasa, apakah akan disiksa di hari kiamat?
******
Alhamdulillah,
Puasa
Ramadan adalah salah satu rukun Islam yang menjadi salah satu asas bangunan
Islam. Allah telah memberitahukan kewajibannya terhadap orang-orang mukmin dari
umat ini. Sebagaimana yang diwajibkan kepada umat-umat sebelumnya.
Allah Ta'ala berfirman :
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا كُتِبَ عَلَيْكُمُ
الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِنْ قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُونَ
"Hai
orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan
atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa." (QS. Al-Baqarah:
183)
Dan
firman-Nya (artinya), "(Beberapa hari yang ditentukan itu
ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya diturunkan (permulaan) Al-Quran
sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu
dan pembeda (antara yang hak dan yang batil). Karena itu, barangsiapa di antara
kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di bulan itu, maka hendaklah ia
berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau dalam perjalanan (lalu ia
berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari yang ditinggalkannya
itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan bagimu, dan tidak
menghendaki kesukaran bagimu. Dan hendaklah kamu mencukupkan bilangannya dan
hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang diberikan kepadamu,
supaya kamu bersyukur." (QS. Al-Baqarah : 185)
Diriwayatkan
oleh al-Bukhary, hadits no.
8 dan Muslim, hadits no. 16 dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhuma, dia berkata :
Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda, "Islam dibangun di atas lima
(perkara); bersaksi bahwa tiada ilâh (yang hak) melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan
Allah, mendirikan shalat, membayar zakat, berhaji
dan puasa di bulan Ramadan." (Terjemahan)
Barangsiapa
yang meninggalkan puasa, maka dia telah meninggalkan salah satu Rukun Islam,
dan melakukan salah satu dosa besar. Bahkan sebagian ulama Salaf berpendapat bahwa perbuatan tersebut adalah kekufuran
dan keluar dari Islam. Na’uzubillah
min dzalik.
Terdapat
riwayat dari Abu Ya’la dalam Musnad-nya, dari Ibnu Abbas radhiyallahu ‘anhuma, dari Nabi shallallahu ‘alaihi
wasallam,
beliau bersabda :
عُرَى الإِسْلاَمِ وَقَوَاعِدُ الدِّينِ ثَلاَثَةٌ ،
عَلَيْهِنَّ أُسِّسَ الإِسْلاَمُ ، مَنَ تَرَكَ وَاحِدَةً مِنْهُنَّ فَهُوَ بِهَا
كَافِرٌ حَلاَلُ الدَّمِ: شَهَادَةُ أَن لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللهُ ، وَالصَّلاَةُ
الْمَكْتُوبَةُ ، وَصَوْمُ رَمَضَانَ
"Ikatan
kuat Islam dan pondasi agama ada tiga, di atasnya Islam dibangun. Barangsiapa
yang meninggalkan salah satu darinya, maka dia kafir, halal darahnya; bersaksi
bahwa tiada ilah (yang hak) melainkan Allah, shalat wajib dan puasa Ramadhan." (Hadits
dishahihkan oleh adz-Dzahabi, dihasankan oleh al-Haitsami dalam Majma’ az-Zawaid, 1/48, dan al-Munziri
di at-Targhib wa at-Tarhib no, 805, 1486, serta
dilemahkan oleh al-Albany dalam as-Silsilah adh-Dha’ifah, no. 94)
Imam adz-Dzahabi
rahimahullahu berkomentar dalam kitab al-Kabair, hal, 64:
"Telah menjadi ketetapan bagi orang-orang mukmin bahwa barangsiapa
meninggalkan puasa Ramadhan tanpa sakit dan tanpa tujuan (yakni tanpa ada uzur
yang diperbolehkan), dia lebih buruk dari pezina, pecandu minuman keras. Bahkan
diragukan ke-Islamannya dan tertuduh sebagai zindiq dan mulhid
(orang yang menyimpang/kafir)."
Di
antara riwayat shahih terkait dengan ancaman bagi yang meninggalkan puasa
adalah apa yang diriwayatkan oleh Ibnu Khuzaimah, no. 1986 dan Ibnu Hibban, no.
7491 dari Abu Umamah al-Bahily radhiyallahu ‘anhu, ia berkata : Saya
mendengar Rasulullah shallallahu ’alaihi wasallam bersabda :
بينا أنا نائم إذ أتاني رجلان فأخذا بضبعيّ ( الضبع هو
العضد ) فأتيا بي جبلا وعِرا ، فقالا : اصعد . فقلت : إني لا أطيقه . فقالا : إنا
سنسهله لك . فصعدت حتى إذا كنت في سواء الجبل إذا بأصوات شديدة ، قلت : ما هذه
الأصوات ؟ قالوا : هذا عواء أهل النار . ثم انطلق بي فإذا أنا بقوم معلقين
بعراقيبهم ، مشققة أشداقهم ، تسيل أشداقهم دما ، قلت : من هؤلاء ؟ قال : هؤلاء
الذين يفطرون قبل تحلة صومهم
“Ketika aku sedang tidur, tiba-tiba aku didatangi dua orang dan langsung memegang pundakku. Keduanya membawaku ke gunung
yang terjal. Keduanya berkata: ‘Naiklah!’ Aku menjawab: ‘Aku
tidak mampu.’ Keduanya mengatakan: ‘Kami akan memudahkannya untukmu. Maka aku mendaki, ketika sampai di puncak
gunung, tiba-tiba terdengar suara melengking keras. Aku bertanya : ‘Suara
apa itu?’ Mereka menjawab : ‘Itu adalah suara penghuni neraka.’ Kemudian dia berangkat lagi membawaku, ternyata saya
dapati suatu kaum yang bergantungan tubuhnya,
mulutnya pecah dan mengeluarkan darah. Aku
bertanya: ‘Siapa mereka?’
Dia berkata : ‘Mereka
adalah orang-orang yang berbuka puasa sebelum dibolehkan (waktunya) berbuka
puasa’.” (Dishahihkan oleh al-Albany
dalam Shahih Mawarid adz-Dzam’an, no. 1509)
Al-Albany
rahimahullahu bekata, "Ini adalah balasan orang yang
berpuasa kemudian berbuka secara sengaja sebelum waktu berbuka. Apalagi bagi
mereka yang asalnya memang tidak berpuasa. Kita memohon kepada Allah
keselamatan dan kebaikan di dunia dan akhirat."
Nasihat
bagi penanya, hendaknya dia bertakwa kepada Allah Ta’ala. Berhati-hati akan bencana, kemarahan-Nya serta pedihnya siksaan-Nya. Bersegeralah bertaubat sebelum ajal
menjemput diri Anda. Karena sekarang adalah saatnya beramal dan belum ada perhitungan. Sedangkan besok (hari Kiamat) adalah masa perhitungan, tidak ada kesempatan untuk beramal.
Ketahuilah, barangsiapa bertaubat, maka Allah akan menerima
taubatnya. Barangsiapa mendekatkan diri kepada Allah sejengkal, maka Allah akan
mendekatinya sehasta. Dia Maha Dermawan, Maha Kasih, Yang berfirman :
أَلَمْ يَعْلَمُوا أَنَّ اللَّهَ هُوَ يَقْبَلُ
التَّوْبَةَ عَنْ عِبَادِهِ وَيَأْخُذُ الصَّدَقَاتِ وَأَنَّ اللَّهَ هُوَ
التَّوَّابُ الرَّحِيمُ
"Tidaklah
mereka mengetahui, bahwasanya Allah menerima taubat dari hamba-hamba-Nya dan
menerima zakat dan bahwasanya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang?."
(QS. At-Taubah: 104)
Jika
Anda mencoba berpuasa, Anda akan dapatkan kemudahan, keindahan, ketenangan dan dekat
dengan Allah; Anda tidak akan meninggalkannya.
Perhatikan
firman Allah Ta’ala diakhir ayat tentang puasa,
يُريْدُ اللهُ بِكمُ اليُسْرَى وَلا يُريْدُ بِكُمُ العُسْرَ
"Allah
menginginkan kepada kamu semua kemudahan dan tidak menginginkan
kamu semua kesulitan."
Juga
firman-Nya,
وَلَعَلكُمْ تَشْكُرُوْنَ
"Agar
supaya kamu semua bersyukur."
Agar
diketahui bahwa nikmat puasa berhak untuk disyukuri. Oleh karena itu sekelompok
ulama Salaf berangan-angan agar sepanjang tahun semuanya
Ramadhan.
Kami
memohon kepada Allah agar Dia memberi taufik, memberi petunjuk kepada Anda, dan melapangkan dada Anda agar mendapatkan kebahagiaan di dunia dan akhirat.
Wallahu’alam.
-----------------------
Sumber :
Soal Jawab Tentang Islam
http://islamqa.info/id/
0 tanggapan:
Posting Komentar