Syaikh Muhammad bin Shalih al-Utsaimin rahimahullahu ditanya :
Apakah Lailatul Qadr di sepuluh terakhir Ramadhan? Apakah dia selalu berpindah (pada setiap tahun)?
******
Beliau menjawab :
Iya. Lailatul Qadr pada sepuluh Ramadhan yang terakhir. (Pendapat) yang
paling benar dia selalu berpindah sebagaimana yang dikatakan Imam Ibnu
Hajar rahimahullahu dalam Fathul Bary dan sebagaimana yang ditunjukkan
oleh dalil dalam Sunnah. Bisa saja
malam itu berada pada (malam) ke 21, 23, 27, 25, 29 atau 28. 26, 24, 22.
Semua ini, mungkin saja ada Lailatul Qadr pada salah satunya. Seorang
manusia diperintahkan untuk semangat beribadah pada malam tersebut,
entah itu bersama jama’ah jika di negeri itu ada jama’ah yang ditegakkan
–dan dia bersama jama’ah tentu saja lebih utama-; kalau tidak ada, jika
dia berada di pedalaman, maka dia melaksanakan shalat walaupun
sendirian.
Ketahuilah bahwa siapa yang beribadah pada Lailatul Qadr dengan penuh
keimanan dan penuh pengharapan (akan pahala), maka dia akan mendapatkan
ganjarannya. Sama saja dia mengetahuinya atau tidak. Bahkan seandainya
seseorang tidak mengetahui tanda-tandanya, atau tidak menyadarinya
karena tertidur dan lain sebagainya, namun dia menghidupkan malam itu
dengan ibadah karena keimanan dan mengharapkan pahala, maka sungguh,
Allah Ta’ala akan memberikannya apa yang telah Dia tetapkan pada malam
tersebut; yaitu Allah akan mengampuni dosanya yang telah berlalu
walaupun dia sendirian.
(Fatâwâ fî Ahkâm ash Shiyâm, hal. 456)
0 tanggapan:
Posting Komentar