Alhamdulillah,
segala puji bagi Allah yang telah berjanji melalui lisan rasul-Nya
shallallahu ‘alaihi wasallam untuk memenangkan firqah As-Salafiyyah, Ahlussunnah
wal Jama’ah, ath Tha-ifah al Manshurah.
Akhir-akhir
ini perkembangan dakwah Salafiyyah begitu menggembirakan dan telah menyentuh
banyak kalangan orang awam. Citra dakwah Salafiyyah yang dahulu (terkesan)
sangat eksklusif mulai luntur. Fitnah dan ribut-ribut antara kelompok-kelompok
dakwah Salafiyyah pun semakin berkurang dengan nikmat dan karunia-Nya. Kami sangat
bersyukur atas nikmat tersebut, walaupun sangat disesalkan, ternyata masih ada
saja sebagian kalangan yang menyibukkan dirinya dengan fitnah “tahdzir”
terhadap sesama pengikut manhaj Ahlussunnah wal Jama’ah dan melupakan kewajiban
dakwah bil hikmah terhadap sesama kaum muslimin. Untuk mereka, kami
persembahkan sedikit nasehat berikut ini, dari seorang anggota Hai-ah Kibar al
Ulama, Yang Mulia Syaikh Dr. Abdullah bin Muhammad bin Abdurrahman al Muthlaq
hafidzhahullahu. Semoga nasehat ini bermanfaat bagi kami dan pembaca sekalian,
dengan memegang kuat prinsip yang sudah baku di kalangan Ahlussunnah, yaitu
menerima kebenaran darimana pun datangnya.
******
Berkata Syaikh Dr. Abdullah bin Muhammad al Muthlaq hafidzhahullahu tentang orang-orang tersebut :
"Wahai
saudaraku-saudaraku yang tercinta…
Mereka itu adalah orang-orang yang
mempersempit makna As-Salafiyyah. Mereka
adalah orang-orang yang mengambil bagian persangkaan, orang-orang yang tidak bisa
menerima taubat (seseorang), orang-orang yang memperbincangkan manusia dan tidak mau
menyebarkan kebaikan. Merekalah orang-orang yang lebih banyak memberikan
mudharat kepada As-Salafiyyah daripada kebaikan yang mereka berikan kepadanya.
Sungguh,
jika anda melihat pada para ulama Saudi maka berapakah jumlah mereka?!... Sementara orang-orang itu hanya menginginkan tiga atau empat ulama
saja, sementara yang lain 'bukan termasuk (ulama) Salaf'?!!
Ini
adalah musibah besar. Sungguh, jika anda melihat kepada ulama di dunia
Islam saat ini, anda akan mendapati bahwa pada diri mereka terdapat
kesalahan-kesalahan. Jika melihat kepada para ulama umat ini yang memberikan
pelayanan pada agama semisal Ibnu Hajar, an Nawawi, Ibnu Qudamah penulis kitab al-Mughni
dan kitab-kitab bermanfaat lain, Ibnu 'Aqiel, dan Ibnul Jauzi maka anda akan
mendapatkan bahwa mereka memiliki karya-karya yang bisa mengeluarkan mereka
dari As-Salafiyyah, karena terdapat beberapa kritikan di sana.
Orang-orang
yang menyempitkan makna As-Salafiyyah tersebut telah berbuat buruk pada umat ini.
Oleh karena itu , lihatlah kepada Syaikh Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu, dan
Syaikh Muhammad bin Shalih al Utsaimin rahimahullahu, bagaimana keduanya
bermuamalah (berinteraksi) dengan manusia. Bagaimana keduanya memperindah akhlak-akhlak
mereka, bagaimana kedunya menerima para thullabul ‘ilmi (penuntut ilmu),
bagaimana keduanya menghormati para ulama? Apakah manhaj seperti ini ada pada
mereka (orang-orang yang mempersempit makna As-Salafiyyah itu)?! Tidak. Mereka tidak
ridho kecuali dari sejumlah kecil yang terbatas dengan hitungan jari jemari
dari para thullabul ‘ilmi, yang menyibukkan diri dengan memakan daging para
ulama dalam majelis-majelis mereka. Dan kadang memaksakan ucapan-ucapan mereka
kepada apa yang tidak terkandung di dalamnya, bahkan kadang mereka berdusta
atas nama mereka. Tidak ada dalam kamus mereka kata taubat. Mereka tidak
menerima seorang pun untuk kembali.
Mereka
mempersempit agama ini. Mereka bergembira dengan keluarnya manusia darinya, dan
tidak bergembira dengan menerima udzur manusia dan masuknya mereka kedalamnya. Ini
adalah sebuah musibah wahai saudaraku.
Lihatlah
wahai ikhwah fillah kepada kelembutan akhlak Syaikh Abdul Aziz bin Baz
rahimahullahu dan Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullahu, bagaimana mereka
memberikan fatwa kepada seluruh generasi dunia Islam sekalipun mereka
berbeda-beda; di Eropa, Amerika, Afrika, Jepang, Indonesia dan Australia. Siapa
yang ridho dengan keputusan mereka? Siapa yang ridho? Anda akan mendapati
mereka menerima Abdul Aziz bin Baz rahimahullahu, dan Muhammad Ibn Utsaimin
rahimahullahu dan fulan dan fulan. Akan tetapi apakah mereka (manusia)
meridhai masyayikh mereka (orang-orang yang menyempitkan As-Salafiyyah)? Tidak Demi Allah, mereka tidak meridhainya. Mereka
tidak akan menerimanya.
Sesungguhya
tujuan mereka – mudah-mudahan Allah subhanahu wa ta’ala memberikan taufiq kepada
mereka dan memberikan hidayah kepada mereka – adalah mempersempit makna As-Salafiyyah dan membuat orang lari dari As-Salafiyyah. Mereka menjadikan As-Salafiyyah
sebagai sebuah makna sempit lagi terbatas. Kebanyakan perbuatan mereka adalah mengkafirkan
manusia, menfasikkan manusia, mengumpulkan kesalahan-kesalahan mereka, merusak
nama baik manusia, serta mencoreng kehormatan mereka".
Wallahul musta'an.
******
Sumber :
0 tanggapan:
Posting Komentar