Sponsors

09 Desember 2012

Kedunguan Para "Pengagung" Kuburan

Para pelaku kesyirikan memang aneh. Hal-hal yang tidak sejalan dengan akal sehat pun akan mereka lakukan. Alangkah pandainya syaitan memanfaatkan kejahilan mereka. Semoga Allah melindungi kita dan seluruh kaum muslimin dari kejahilan dan kesyirikan. Amin.

***

Diantara kejadian yang sangat masyhur tentang kisah pendudukan Perancis atas kota Kairouan, Tunisia, adalah kisah berikut ini;


Seorang laki-laki Perancis "masuk" Islam dan mengganti namanya menjadi "Sayyid Ahmad al-Hadi". Ia berusaha keras untuk mendapatkan ilmu Syari'at hingga akhirnya berhasil memperoleh gelar kesarjanaan yang tinggi dalam bidang tersebut. Ia pun ditunjuk menjadi imam di sebuah masjid besar di kota Kairouan.

Ketika tentara Perancis menyerang dan mendekati Kairouan, penduduk pun bersiap-siap untuk mempertahankan kota mereka. Mereka datang kepada Sang Imam dan memintanya untuk "bermusyawarah" dengan kubur "Syaikh" yang ada dalam masjid, yang mereka yakini sebagai "wali".

Masuklah Sayyid Ahmad ke dalam kompleks makam. Tidak lama kemudian, ia keluar dengan wajah yang sedih atas bencana yang akan menimpa kota tersebut. Ia berkata kepada penduduk, "Syaikh menasehati kalian untuk menyerah, karena kota ini pasti akan jatuh ke tangan musuh!"

Orang-orang awam yang lugu itu menuruti perkataannya dan tidak mengadakan perlawanan sedikit pun untuk mempertahankan kota. Akhirnya, tentara Perancis memasuki kota Kairouan dengan aman pada tanggal 26 Oktober 1881 Miladi.

***

Syaikh Muhammad Rasyid Ridha rahimahullahu menyebutkan bahwa ketika tentara Rusia maju untuk menyerbu kota Bukhara, penduduk kota bersegera pergi dan meminta perlindungan kepada "Pelindung Bukhara" yang mereka sebut sebagai "Syah Naqsyaband". Sama sekali hal itu tidak bermanfaat untuk mereka dan Bukhara akhirnnya terjajah d bawah kekuasaan Komunis.

Beliau juga menyebutkan bahwa ketika terjadi berbagai macam bencana dan serangan tentara asing terhadap penduduk Marrakesh (sekarang di Kerajaan Maroko), penduduk berkumpul di sekitar makam "Syaikh Idris", di kota Fez, meminta perlindungan dan kebebasan dari sang penghuni kubur, dan melupakan tuntutan zaman yang mengharuskan mereka mentarbiyah diri dan mempersiapkan kekuatan militer yang mampu menahan serangan musuh... Innaa li_Llaahi wa innaa ilaihi raaji'uun.

***

Seorang tokoh di Maghrib (Maroko) yang disebut sebagai "Abu Himar" mengadakan pemberontakan bersenjata pada tahun 1321 H melawan Sultan Maghrib saat itu. Dia memulai pemberontakan itu dengan menghadiri sebuah perayaan yang sangat masyhur di sukunya "Hayayina". Perayaan tersebut dihadiri suku-suku lain dan dilaksanakan di sekitar makam Muhammad bin al-Hasan al-Jinati, yang sangat diagungkan penduduk dan dianggap sebagai seorang wali yang shalih.

Abu Himar menghadiri perayaan itu dan membeli 7 ekor banteng yang dia sembelih untuk mendekatkan diri (qurbah) kepada "Sang Wali". Perbuatannya ini memberikan pengaruh besar dalam membangkitkan sentimen kesukuan dan menggiring mereka bergabung di bawah benderanya. Maka terjadilah pemberontakan tersebut yang berlangsung selama 7 tahun. Wallahul musta'an.

***

Disebutkan oleh seorang sejarawan Arab, Al-Jabaruti, bahwa ketika tentara Perancis meninggalkan kota Kairo, Mesir, pada tahun  1216 H; Panglima Tentara Kesultanan Utsmani, Husain Pasya al-Qabthan bersegera menziarahi al-Masyhad al-Husaini (yang diklaim secara dusta sebagai kubur al-Husain radhiyallahu 'anhu). Dia menyembelih 5 ekor kerbau dan 7 ekor domba sebagai pengagungan dan pelayanan bagi kubur tersebut!!

***

Di pedesaan Maghrib (Maroko) yang dijajah Spanyol; suku-suku disana pernah mengadakan pemberontakan besar melawan tentara pendudukan, dikarenakan orang-orang Spanyol ingin membangun sebuah pos penjagaan di dekat kubur yang sangat diagungkan oleh suku-suku tersebut...

***

Itulah realitanya, ketika makna jihad telah terkotori oleh keyakinan yang rusak dan justru hanya semakin menjerumuskan umat kepada kehinaan yang berkepanjangan. Hanya kepada-Nya jualah kami memohon ampunan dan pertolongan.

-----------------

Sumber :

Kitab "Dum'ah 'ala at Tauhid" (Air Mata untuk Tauhid), dengan menukil dari berbagai macam sumber.

0 tanggapan:

Posting Komentar