Sponsors

17 Desember 2012

Merasa Sial dengan Bulan Shafar

Banyak yang beranggapan bahwa bulan Shafar adalah bulan sial, yang mana sebagian orang awam meyakini kesialan tersebut pada banyak perkara. Mereka tidak mau melaksanakan pernikahan pada bulan tersebut sebagai contohnya. Dan juga jika dia berada di acara akad pernikahan, sebagian orang meyakini bahwa dia tidak boleh mematahkan batang kayu, mengikat tali atau menyilangkan/menjalin jari jemari. Karena hal itu diyakini akan membawa pada kegagalan pernikahan tersebut dan tidak akan bersatu antara pasangan suami-istri.

Karena hal ini sangat berkai erat dengan aqidah, kami sangat mengharapkan nasehat dan penjelasan hukum syar'inya. Semoga Allah memberikan taufiq kepada semua dalam perkara yang Dia sukai dan ridhai.

***

Jawab :

Merasa sial dengan bulan Shafar termasuk tradisi jahiliyah, tidak boleh melakukan hal tersebut. Bulan Shafar seperti bulan-bulan lainnya, tidak ada kebaikan atau keburukan padanya. Kebaikan hanya datang dari Allah subhanahu, dan keburukan juga terjadi dengan ketetapan-Nya. Telah sah riwayat dari Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bahwa beliau melarang keyakinan tersebut dan bersabda,

لا عدوى ولا طيرة ولا هامة ولا صفر

"Tidak ada penyakit menular, kesialan, haamah dan shafar." [1]; disepakati keshahihannya.

Demikian juga merasa sial dengan menjalin jari-jemari, mematahkan batang kayu dan yang semacamnya pada saat akad nikah adalah perkara yang tidak ada sumbernya (dalam Syari'at), tidak boleh meyakininya, bahkan hal itu adalah kebatilan. Semoga Allah memberikan taufiq kepada kita semua.


Abdul Aziz bin Abdullah bin Baz


--------------------

[1] Diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam Kitab "As-Salam". "Haamah" adalah burung hantu, karena orang Arab dahulu suka merasa sial dengan melihat atau mendengar suara burung hantu. "Shafar" adalah bulan Shafar sebagaimana dalam pembahasan fatwa diatas.

Sumber :

Fatawa Ibn Baz, XXVIII/hal. 357, dimuat pada Majalah Ad-Dakwah no. 1641, 18/1/1419 H.


0 tanggapan:

Posting Komentar