Sponsors

08 Desember 2012

Sebuah Cermin

Berhentilah sejenak...
Hanya sejenak...
Sekedar bercermin...
Meskipun mungkin, cermin ini "terlalu besar" untuk kita...

*****

 Pada al-Ahnaf bin Qais pernah dikatakan, "Berhentilah berpuasa, usiamu sudah lanjut, dan puasa itu akan membuatmu semakin lemah."

Tapi ia menjawab, "Sesungguhnya aku menyiapkannya untuk sebuah perjalanan yang panjang..."

*****

Bila malam tiba, Syaddad bin Aus gelisah di atas tempat tidurnya. Ia selalu saja kesulitan tidur. Ia seperti sebutir kacang di atas penggorengan yang panas. Bila sudah demikian, maka ia bangkit berdiri.

"Ya Allah, sungguh bayangan tentang neraka-Mu membuatku tak dapat tidur," ujarnya.

Ia pun berdiri mengerjakan shalat... hingga saat Subuh tiba.

*****

Putri tetangga al-Manshur bin al-Mu'tamir pernah bertanya pada ayahnya, "Wahai ayah, kemana gerangan perginya 'batang kayu' yang tegak berdiri di atap Tuan al-Manshur tadi malam?"

Ayahnya menjawab, "Tidak, anakku... Itu bukan batang kayu. Itu adalah al-Manshur. Ia sedang mengerjakan qiyamul lail."

*****

Seringkali, setiap usai membaca kita ar-Raqa'iq (kitab-kita yang bertujuan melembutkan dan menyadarkan hati), Abdullah bin al-Mubarak akan menangis. Tidak sekedar menangis biasa. Ia menangis seperti seekor kambing yang disembelih. Hingga -kata Nu'aim bin Hammad, salah seorang sahabatnya-, tidak seorang pun yang berani bertanya padanya melainkan akan didorongnya.

*****

"Bila engkau tidak pernah sanggup untuk bangun mengerjakan qiyamul lail dan berpuasa di siang hari, maka ketahuilah bahwa engkau benar-benar orang yang diharamkan dari kebaikan. Hatimu telah dibuat bebal oleh dosa," Kata al-Fudhail bin 'Iyadh suatu ketika.

*****

Semoga Anda sudah selesai mematut diri di depan cermin "kebesaran" itu...
Tidak mengapa... Bukankah lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali...

--------------------

Sumber :

"Tangannya telah Berada di Surga", Muhammad Ihsan Zainuddin

0 tanggapan:

Posting Komentar